Feeds:
Posts
Comments

    Bab  IV. Membangunan kepemimpinan dan organisasi

KEPEMIMPINAN :

Keberhasilan suatu organisasi ditentukan peran kepemimpinan, oleh karena itu perlu kita memahami maknanya, dalah hal ini banyak penulis mengungkapkan difinisi perihal tersebut dengan merumuskan dengan pandangan yang berbeda.

Oleh karena itu bila kita merenungkan tantangan yang dihadapi-nya adalah bagaimana menciptakan tempat kerja yang memungkinkan orang menjadi yang terbaik, maka keberhasilan ditentukan gaya kepemimpinan artinya kesanggupan berbuat yang ditunjukkan oleh sikap dan perilaku.

Dengan pikiran diatas maka kepemimpinan dirumuskan dari huruf menjadi kata bermakna sebagai berikut : KEPEMIMPINAN adalah (K)apabilitas dari seorang (E)ksekutip untuk melaksanakan (P)emberdayaan (E)mosional sebagai daya dorong orang berpikir untuk (M)empengaruhi hubungan (I)nterpersonal dalam usaha untuk (M)emotivasi  gaya (P)erilaku pada tingkat (I)ntensitas dengan kemampuan (N)alar yang sejalan dengan (A)kal dan (N)aluri.

Dengan memperhatikan makna kepemimpinan diatas, maka perlu dirumuskan MODEL KEPEMIMPINAN ABAD 21, dengan pendekatan kerangka kerja dengan tiga dimensi artinya menempatkan situasi kedalam pusat perhatian.

TANTANGAN dengan dimensi yang disebut KOMPLEKSITAS, PERUBAHAN, GLOBALISASI

PARADIGMA dengan dimensi yang disebut KEUNGGULAN, INOVATIF, ANTISIPATIF.

MENGELOLA dengan dimensi yang disebut EMOSI, MEMORI, NALURI.

OTAK dengan dimensi yang disebut KESADARAN, KECERDASAN, AKAL.

KEBIASAAN dengan dimensi yang disebut PENGETAHUAN DARI PENGALAMAN, ILMU DARI INFORMASI, KEINGINAN DARI SIKAP DAN PERILAKU

INTERPENSI dengan dimensi yang disebut MEMBANGUN PRINSIP, MENGHADAPI LINGKUNGAN EXT & INT, PELATIHAN KEPEMIMPINAN.

AKTUALISASI dengan dimensi yang disebut POSISI MASA DEPAN, PERFORMA, PERSFEKTIF

PROFESIONALISME dengan dimensi yang dsebut dengan WAWASAN, PENYELARASAN, PEMBERDAYAAN.

KREATIF & INOVASI dengan dimensi yang disebut dengan IKLIM ORGANISASI, TEKNOLOGI INFORMASI, INFORMASI TERBUKA

ANTISIFATIF dengan dimensi yang disebut dengan FAKTA & INFORMASI, TEKNOLOGI, OTAK & HATI

WUJUD PROFESIONAL dengan dimensi yang disebut dengan KOLABORASI, KOMUNIKASI, KOMITMEN

WUJUD KREATIF & INOVASI dengan dimensi yang disebut dengan BAKAT, TIM, PRODUK

WUJUD ANTISIPATIF dengan dimensi yang disebut KESADARAN, AKAL, KECERDASAN.

SIKAP – GAYA – PERILAKU dipengarhi banyak faktor.

BERPIKIR INTUITIF – BERPIKIR RJPN – BERPIKIR RJPD

MENGELOLA ORGANISASI BERBASISKAN BUDAYA :

Budaya organisasi sebagai satu pendekatan adalah sangat penting untuk diterapkan dan diperlukan seorang yang mampu berperan untuk mengkomunikasikan dengan baik dan tanggung jawab bersama dngan satu pola pikir bahwa suatu organisasi yang fleksibel dan mudah di kontrol sebagai pondasi yang efektif adalah visi dan misi organisasi yang sejalan dengan budaya yang dianutnya.

Sejalan dengan pikiran diatas, maka seorang CEO menyadaepenuhnya untuk apa ia berdiri dan atas prinsip apa yang dianut dalam operasinya. Oleh karena itu perilaku organisasi yang didasarkan bukan saja pilihan filosofis mlainkan sejalan dengan tunutan daur hidup oganisasi dalam kelangsungan hidupnya.

Jadi berdasarkan pemikiran diatas sudah saatnya suatu organisasi memiliki konsepsi budaya organisasi yang jelas sehingga dapat menuntun bersikap dan berperilaku untuk menyelaraskan kedalam kepentingan stakeholders.

Dengan demikian mengelola organisasi berdasarkan budaya diperlukan langkah-langkah agar konsepsi budaya yang dituangkan secara formal diperlukan keterlibatan pemimpin dan anggota organisasi  untuk dipelajari, dihayati dan diwujudkan dalam kehidupan lingkungan kerja dengan menjelaskan, mengkomunikasikan, dan menyesuaikan kebiasaan kita sehari-hari dengan misi dan nilai-nilai kita.

Prinsip organisasi yang dibangun adalah berdasarkan organisasi matrik sesuai dengan kebutuhan yang terdiri dari Dewan pendiri, Dewan Dreksi, Dewan Pengawas, Sekretarian Dewan yang membawahi terdiri unit Adm/ Keu. ; Akuntansi ; Pengajaran; Pembuat Silabus; Penelitan&Pengembangan.

Untuk setiap kebutuhan dibangun dalam bentuk Proyek-proyek yang terdiri dari para spesialis.

  Bab  III. Menjabarkan TUJUAN dan SASARAN

TUJUAN DAN AZAS PENDIRIAN

Bertitik tolak dari pernyataan VISI dan MISI diatas sebagai jabarannya yang kita sebut dengan TUJUAN PENDIRIAN SECARA KUALITATIP adalah :

  • Membangun unit kerja kedalam pusat pendidikan dan pelatihan dalam penigkatan kompetensi yang sejalan dengan kebutuhan pemain peran.
  • Membangun unit kerja kedalam pusat pendidikan dan pelatihan dalam peningkatan eterampilan yang sejalan dengan kebutuhan pemain peran
  • Membangun unit kerja kedalam pusat pendidikan dan pelatihan dengan memanfaatkan multimedia sebagai sarana pembelajaran jarak jauh.
  • Membangun unit kerja kedalam pusat pendidikan dan pelatihan dengan kemampuan sendiri dan atau peran pihak ketiga untuk menyiapkan modl-modul yang berkaitan dengan kebutuhan dalam pelatihan.
  • Membangun unit kerja kedalam pusat pendidikan dan pelatihan dengan kemampuan sendiri dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga dalam usaha pendidikan formal yang terintergrasi dari TK s/d Pendidikan Tinggi.

Dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai diatas, harus pula dirumuskan secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan landasan yang bertumpu pada AZAS-AZAS apa yang disebut dengan :

  • Azas profesionalisme yang menunjukkan kunggulan dalam memberikan pelayanan atas penyelenggaraannya.
  • Azas inopatip yang menunjukkan kemampuan terus menerus mencari cara baru untuk membuat infrastruktur yang lebih bermanfaat bagi yang berkepentingan.
  • Azas antisipatip yang menunjukkan kemampuan penyesuaian antara kecepatan perubahan lingkungan dengan kecepatan tanggapan manusia yang terbatas.
  • Azas keterpaduan dalam melaksanakan infrastruktur dalam lingkaran pusat dan daerah
  • Azas keserasian antara kepentingan pusat, daerah dan multimedia.
  • Azas keterbukaan yang dapat memberikan dorongan dari kepentingan stakeholders.

SASARAN

Merumuskan tujuan yang berifat kualitatif menjadi SASARAN dalam jangka lima tahun sebagai recana jangka panjang yang dijabarkan secara kuantitatip yang disusun berdasarkan kelayakan untuk masing-masing tujuan yang hendak di capai dengan memperhatikan kebutuhan yang sesuai dengan realita.

Selanjutnya sasaran tersebut dijabarkan kedalam rencana pelaksanaan tahunan yang didasarkan pengkajian ulangan sebagai suatu kebutuhan yang benar-benar dapat direalisasikan yang sejalan dengan sumber daya yang tersedia baik yang kita miliki maupun atas dasar kerja sama.

 

    Bab   II. Menjabarkan VISI dan MISI

Sejalan dengan Visi dalam Sikap sebagai suatu pandangan yang dapat mempengaruhi  tindakan kedalam organisasi formal yang ditetapkan maka sebagai rumusan dari VISI MEMBANGUN KOMUNITAS ENTREPRENEUR  adalah kemampuan dari pengelola dalam usaha memainkan peran yang bermoral, berkualitas, produktif dalam membangun CITRA, BUDAYA, ARAH, TUJUAN sebagai berikut :

CITRA DALAM DIKLAT adalah  wujud si yang berkemampuan mengkomunikasikan suara hati kepada stakeholders agar dapat dilaksanakan yang terbaik sesuai kehidupan berbangsa dan bernegara yang sejalan dengan tuntutan paradigma abad 21.

BUDAYA DALAM DIKLAT adalah  wujud sikap yang berkemampuan mengkomunikasikan suara hati kepada stakeholders agar ia menjadi alat untuk menumbuh kembangkan kolaborasi dalam gaya kepemimpinan.

ARAH DALAM DIKLAT adalah wujud sikap yang mengkomunikasikan suara hati kepada stakeholders agar ia dapat memberikan arah pelaksanaan pembangunan diklat. berjalan secara berkesinambungan.

TUJUAN DALAM DIKLAT adalah wujud sikap yang mengkomunikasikan suara hati kepada stakeholders dari yang tidak tahu menjadi tahu untuk mewujudkan nilai tambah dalam menjalankan setiap peran.

Secara singkat pernyataan VISI MKE(membangun komunitas entrepreneur) adalah Membangun CITRA dalam pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan dengan BUDAYA sebagai alat  menumbuh kembangkan kolaborasi dan gaya kepemimpinan dengan ARAH pelaksaan diklat. berkesinambungan dengan TUJUAN mewujudkan nilai tambah dalam menjalan setiap peran.

MISI MEMBANGUN KOMUNITAS ENREPRENEUR :

Bertitik tolak dari pernyataan VISI diatas, maka perlu suatu pemikiran untuk  merumuskan langkah menyiapkan sarana sebagai alat untuk mengadakan perjalanan yang kita sebut pernyataan MISI dengan memanfaatkan proses berpikir yang kita sebut MEMPERHATIKAN, MEMBIMBING, ANALITIS dan EKSPRESIF yang dapat menjadi penuntun kedalam kejelasan, intensitas dan kesatuan dalam mewujudkan visi :

MEMPERHATIKAN dalam diklat. adalah pikiran yang menunjukkan misi kita dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai keseimbangan kepentingan yang diterima oleh stakeholder.

MEMBIMBING dalam diklat adalah pikiran yang menunjukkan misi kita dalam usaha-usha mendorong bahwa komitmen harus tumbuh dan berkembang bukan sesuatu yang dipaksakan dari luar melainkan datang dari dalam diri sendiri.

ANALITIS dalam diklat adalah pikiran yang menunjukkan misi kita dalam pemanfaatan proses berpikir yang bersifat strategik dan peka denan lingkungan yang selalu berubah sehingga diperlukan kesiapan melaksanakan antisipasi.

EKSPRESIF dalam diklat adalah pikiran yang menunjukkan misi kita kedalam pemberdayaan sumber daya manusia dalam kesiapan perubahan masyarakat Industri ke masyarakat Informasi ke masyarakat Pengetahuan dalam dunia tanpa batas

Secara singkat pernyataan Misi Membangun Komunitas Entrepreneur  adalah sarana mewujudkan mimpi menjadi kenyataan melalui proses berpikir dengan kekuatan MEMPERHATIKAN, MEMBIMBING, ANALITIS DAN EKSPRESIF kedalam kebersamaan keyakinan.

 

 

 Bertitik tolak dari keputusan strategic diatas, sebagai landasan untuk merumuskan RENCANA JANGKA MENENGAH PERTAMA 2015 S/D 2020 (5 tahun) dengan menggambarkan secara kualitatif dan kuantitatif dengan SISTIMATIK PENULISAN sbb.:

    Bab    I. Pendahuluan

Keberhasilan suatu Bangsa terletak tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam kehidupan berbangsa dan bernegara artinya pembangunan akan berjalankan sesuai dengan harapan yang dituangkan dalam pembukaan UUD 1945.

Agar bangsa dan Negara Indonsia dapat tumbuh dan berkembang dalam pemangunan berarti dengan peran kepemimpinan puncak anda akan mendorong secara berkelanjutan kebutuhan akan membangun SDM yang unggul dengan kepribadian yang seutuhnya.

Untuk itu anda harus memiliki rencana pengembangan SDM yang berkelanjutan dengan bertolak dari prinsip dasar yang harus ditumbuh kembangkan kedalam sikap dan perilaku pada setiap peran SDM.sebagai komitmen.

Bertolak dari pemikiran diatas, maka prinsip dasar yang harus di sosialisasikan sebagai suatu kebutuhan, apa yang kita sebut dengan prinsip-prinsip dasar yaitu :

1) Membangun kebiasaan yang produktif, menjadi suatu komitmen yang tumbuh dan berkembang atas kemauan sendiri. ;

2) Menumbuh kembangkan kemampuan menemukan jati diri tanpa topeng kepalsuan, dengan mendalami pemahaman manusia siapa, darimana dan kemana ? ;

3) Membangun kebiasaan bersikap dan berperilaku dalam aktualisasi tindakan yang bertolak dari prinsip menghindari dari pada mencegah.

4) Membangun kebiasaan memanfaatkan kekuatan pikiran dalam prinsip hidup bahwa menjadi manusia disatu sisi melihat kebawah dan disisi lain melihat keatas. ;

5) Membangun kebiasaan menjalankan visi hidup yang jelas dalam memberikan arah persfektif dalam peran.

Dengan menjalankan prinsip-prinsip dasar yang dituangkan dalam usaha-usaha untuk membangun dan menumbuhkan SDM unggul berarti secara langsung melaksanakan perubahan sikap dan perilaku manusia itu sendiri yang sesuai dengan kebutuhan masa depan dalam dunia tanpa batas.

Dalam dunia tanpa batas, maka tingkat perubahan dan tantangan menjadi ketidak pastian yang begitu besar, sehingga diperlukan SDM yang unggul dalam arti  seutuhnya, dengan demikian mereka selalu siap dan mampu menyesuaikan dengan perubahan. Oleh karena itu diperlukan pelaksanaan perencanaan SDM yang terpadu dimana disatu sisi sangat dibutuhkan kompetensi yang sejalan dengan perannya dan disisi lain diperlukan pula kepribadian dengan jati diri.

                  MAKNA DALAM MELAKSANAKAN PRINSIP PERTAMA

Membangun SDM yang unggul, bertolak dari kesadaran dari manusia itu sendiri untuk berusaha meningkatkan kebiasaan yang produktif. Kebiasaan yang produktif haruslah di topang oleh kemampuan untuk meningkatkan kemauan untuk menambah ilmu yang diperoleh dari informasi, pengetahuan yang di peroleh dari pengalaman sebagai suatu keterampilan dan keinginan yang bertolak dari niat

Jadi ilmu, pengetahuan dan keinginan merupakan tonggak dari kehidupan anda yang harus di tumbuh kembangkan agar anda selalu siap menghadapi tantangan sebagai alat untuk terus memanfaatkan kekuatan berpikir untuk menanggapi setiap pelaksanaan dari rencana jangka panjang, menengah dan pendek.

Pelaksanaan rencana oleh pemain peran hanya akan sukses sesuai dengan harapan akan ditentukan oleh kesiapan dalam menghadapi tantangan dan perubahan dan oleh karena itu, maka pemain peran dengan meningkatkan kebiasaan yang produktif berarti memiliki wawasan dan imajinasi yang mampu mendorong kreatifitas individu menjadi kreatifitas kelompok, yang pada waktunya akan melahirkan inovasi organisasi yang sejalan dengan iklim organisasi yang sangat kondusif.

MAKNA DALAM MELAKSANAKAN PRINSIP KEDUA

Sejalan dengan prinsip pertama, maka usaha mewujudkan jiwa suatu keyakinan untuk melaksanakan makna yang terkait dengan pemahaman siapa, darimana dan kemana manusia itu.

Dengan pemahaman itu, maka anda akan mampu menempatkan diri sesuai dengan peran-peran yang dibebankan kepada anda yang sejalan dengan amanat, kebebasan berpikir dan berpendapat, namun diperlukan satu kesadaran yang menuntun manusia dalam kebebasan berkehendak.

Jadi dalam prinsip kedua ini, manusia yang unggul memiliki kemampuan untuk terus menerus berusaha meretas jalan menjadi diri sendiri, untuk mendalami hal-hal yang terkait dengan siapa, darimana dan kemana manusia itu sehingga memiliki kemampuan untuk menata diri dengan memanfaatkan kemapuan OTAK (ORANG, TAWAKAL, AMANAH, GOLONGAN).

Dengan menggerakkan kekuatan berpikir itu, manusia menjadi terbiasa untuk setiap kali bersikap dan berperilaku untuk melaksanakan pemahaman manusia atas ORANG (ORGAN, ROH, AKAL, NAFSU, GOLONGAN) ; TAWAKAL (TAAT, AQIDAH, WAHYU, ALLAH, KITAB, ALQURAN, LAILATUL QODAR) ; AMANAH (AMAL, MARTABAT, AKHLAK, NASIB, AZAB, HARI) ; KERJA (KEBAJIKAN, ENERGI, JANJI, ADIL), Oleh karena itu, dalami makna kata tersebut untuk memimpin diri anda.

MAKNA DALAM MELAKSANAKAN PRINSIP KETIGA

Bertolak dari prinsip pertama dan kedua, diharapkan manusia secara sadar agar manusia dalam menjalankan peran yang dibebankan kepadanya dalam bersikap dan berperilaku haruslah mampu menanamkan jiwa dengan hati yang bersih melalui pandangan hidupnya untuk beraktualisasi kedalam lebih baik menghindari daripada mencegah.

Memupuk jiwa dengan hati yang bersih, berarti anda dalam menjalankan peran akan selalu ingat atas kebiasaan untuk mendahului menghindari dari pada mencegah artinya manusia harus sadar akan imbauan sauara seperti “Ambillah dari dunia sesuatu yang dapat menjadi bekal untuk akhirat anda dan janganlah anda mengambil dari dunia sesuatu yang menghalangi akhirat anda”

Bertolak dari pikiran tersebut diatas diharapkan dapat memberikan daya dorong untuk mengaktualisasikan kekuatan pikiran untuk selalu sadar bahwa bersikap dan berperilaku dengan memperhatikan rinsip ketiga ini untuk menuntun dalam menjalankan peran yang di amanahkan.

Jadi tanamkan dalam pikiran anda segala perbuatan yang merugikan dan dilarang untuk tidak dilaksanakan karena sekali anda berbuat, maka disitu ketidak mampuan anda bermain dengan syetan yang akan selalu mempengaruhalami jalan pikiran anda, dimana suatu saat anda ingin tobat, walaupun pintu tobat terbuka, tapi suatu saat lain kejadian itu akan terulang lagi sebagai akibat ketidak kemampuan mengendalikan nafsu.

Oleh karena itu, manusia harus mampu menjalankan untuk menghindarinya, sejalan dengan cobalah anda renungkan kata orang bijak seperti “Dunia adalah jembatan akhirat. Oleh karena itu, seberangilah ia dan janganlah anda menjadikannya sebagai tujuan. Tidaklah berakal orang yang membangun gedung-gedung di atas jembatan.“

MAKNA DALAM MELAKSANAKAN PRINSIP KEEMPAT

Bertolak dari prinsip pertama, kedua, ketiga sebagai kekuatan yang menggerakkan pikiran manusia diharapkan dapat memberikan daya dorong dalam setiap tindakan yang dituntun oleh prinsip hidup yang melihat kebawah dan keatas.

Melihat kebawah artinya seandainya anda berperan memiliki kekuasaan dan juga orang yang sangat berada, maka dalam perjalanan hidup anda seharusnya anda selalu memandang kebawah, dengan begitu anda selalu sadar, apa arti keberadaan anda di bumi dan sekali gus mengingatkan anda bahwa kesadaran inderawi mendorong manusia lupa akan dirinya.

Sebaliknya melihat ketas artinya bertambah tinggi ilmu yang anda meliki mendorong anda untuk terus menggalinya sehingga tidak ada henti-hentinya anda untuk terus belajar yang sejalan dengan tuntunan Allah swt.

Dengan pandangan hidup yang kita ungkapkan diatas, maka anda akan selalu ingat kata-kata bijak seperti „Sikap rendah diri tidak akan dimiliki oleh orang yang pengetahuannya tidak ia gunakan sesuai dengan bakatnya dan tidak sesuai dengan disiplin pengetahuannya dan digunakan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dirinya.“

MAKNA DALAM MELAKSANAKAN PRINSIP KELIMA

Dengan memperhatikan empat prinsip yang telah kita ungkapkan diatas, maka dengan memahami makna manusia dibutuhkan visi hidup yang jelas dalam memberikan arah persfektif dalam peran anda yang hendak dituju dimasa depan.

Jadi dalam menjalani hidup ini, dengan visi hidup yang jelas untuk dilalui akan memberikan daya dorang yang akan menuntun anda ke jenjang peran yang akan dilalui dan akan bergantung kesiapan diri anda menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan dan kemampuan memaksimumkan peluang yang tersedia.

Sejalan dengan pikiran diatas, cobalah anda renungkan makna kata-kata orang bijak seperti yang terungkap dibawah ini :

“Anda lihat bahwa pada umumnya manuasia bergantung pada sarana, sedang orang yang arif bergantung pada yang menguasai sarana. Pembicaraannya tiada lain mengenai kebesaran Allah, kekuasaan-Nya, kemuliaan-Nya, dan rahmat-Nya. Semua waktunya ia habiskan untuk itu hingga ia membawanya masuk ke dalam kuburnya.”

Dengan mendalami makna untaian kata bijak diatas, maka secara sadar apapun usaha anda untuk mengisi masa depan anda akan bergantung kesiapan visi hidup anda secara jelas sebelum melangkah dan oleh karena itu keberhasilan anda ditentukan pula oleh usaha-usaha anda yang diridhoi leh Allah swt.

Membangun sumber daya manusia yang unggul, maka langkah awal perlu ditanamkan lima prinsip hidup yang telah kita ketengahkan diatas, yang merupakan kunci meretas jalan menjadi diri sendiri, sehingga terbangun jiwa tanpa topeng kepalsuan.

Pemikiran diatas harus disosialisasikan, sehingga setiap orang yang merasa terikat dalam organisasi, akan berusaha sebagai komitmen dirinya agar ia termasuk SDM unggul yang sangat dibutuhkan oleh organisasi dalam usaha mempertahan daur hidup organisasi dalam posisi yang prima.

 

BUDAYA MASA DEPAN

Mewujudkan kebersamaan visi dalam sikap dan misi dalam perilaku ditentukan oleh cetusan BUDAYA yang dapat diterima oleh semua pihak, oleh karena itu betapa pentingnya untuk mewujudkan keputusan strategik diatas diperlukan sikap dan perilaku yang terpola agar seluruh aktivitas dapat digerakkan oleh unsur manusia, maka diperlukan APA YANG DISEBUT DENGAN PRINSIP MENGELOLA BERDASARKAN BUDAYA.

Proses mengelola berdasarkan budaya di tempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut :

PERTAMA, menjelaskan kembali seluruh keputusan strategik sebagai pedoman yang dapat diterima dengan 1) Memberikan dukungan dalam mewujudkan kebanggaan dalam organisasi ; 2) Apakah dapat dipergunakan untuk dikomunikasikan dan mengambil keputusan ; 3) Pedoman dalam mengalokasikan sumber daya dan memecahkan masalah pekerjaan.

KEDUA, mengkomunikasika keputusan strategik yang beretika, responsip dan menguntungkan.

KETIGA, menyesuaikan kebiasaan dengan budaya

Untuk mendalami MASALAH BUDAYA ini kiranya diperlukan ungkapan yang lebih mendalam sebagai suatu pendekatan yang mampu mendorong sikap dan perilaku yang terpola yang didukung pemahaman secara KONSEPSIONAL dalam menggugah jiwa dan hati sebagai penuntun dalam beraktualisasi.

Disatu sisi kita menyadari satu sumber kekuatan selama perjuangan kenmerdekaan ialah kemampuan bangsa kita untuk memelihara dan terus meningkatkan persatuan dan kesatuan nsional kita sambil menghormati secara wajar keanekaragaman dalam rangka persatuan dan keatuan nasional itu. Hal itu paling nyata dilambangkan oleh PANCASILA tidak hanya dasar Negara secara formal saja, tetapi juga telah menempa identitas bangsa kita.

Disisi lain bahwa dalam perjuangan kemerdekaan kita yang telah disusul oleh pembinaan bangsa, revolusi dan pembangunan yang diiukuti perubahan dari orde lama ke orde baru ke orde reformasi tidak menunjukkan perhatian yang terfokuskan mengenai “pembangunan ekonomi sebagai masalah kebudayaan”. Dapat kita baca hal tersebut yang ditulis oleh para pemikir seperti Soejatmoko dalam bukunya “Dimensi manusia dalam pembangunan”, Prof Koentjaraningrat dalam bukunya “Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan”, Mochtar Lubis dalam bukunya “ Manusia Indonesia”

Apa yang terjadi, para pemikir tidak lepas dari perdebatan yang dikenal “Polemik Kebudayaan” kearah mana pengembangan dan perkembangan Kebudayaan Nasional Indonesia seharusnya berkiblat ? budaya barat atau arah budaya yang sudah mentradisi di dunia timur khususnya di bumi Nusantara ?

Polemik yang berkepanjangan tidak jelasnya rumusan tentang “budaya berbangsa dan bernegara Indonesia” dalam menafsirkan seperti yang termuat dalam UUD ’45 yang tertuang dalam pasal 32 “Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia” (sebelum dirubah) serta uraian dalam penjelasan yang berbunyi “ Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi-daya Rakyat Indonesia seluruhnya.” “Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju kea rah kemajuan adab, budaya, dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari ebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan

Pasal tersebut terdapat perubahan keempat disahkan 10 Agustus 2002, yang berbunyi “(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya” “(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional”
Dari rumusan atas perubahan yang diungkapkan diatas hanyalah mendorong adanya pemikiran polemik yang berkepanjangan dan hal itu yang diinginkan oleh pihak ketiga agar bangsa Indonesia tuntunan dalam kebersamaan dalam bersikap dan berprilaku dalam mengaktualisasikan kesatuan dalam pemikiran yang tidak memiliki budaya berbangsa dan bernegara.

PENDEKATAN SEBAGAI RUMUSAN KONSEPSI

Untuk merumuskan suatu konsepsi sebagai pola berpikir dalam merumuskan satu gagasan atau idea yang dapat dipergunakan sebagai landasan, maka dieprlukan satu pendekatan.

Pendekatan yang kita maksudkan disini “menguraikan huruf dari kata dan merumuskan menjadi kata bermakna kedalam sutua untaian kalimat yang dapat mendorong dalam bersikap dan berperilaku” dalam proses kemampuan berpikir.

Kata-kata yang hendak dirumuskan disini adalah BUDAYA, BERBANGSA, BERNEGARA, INDONESIA, dengan uraian sebagai berikut ;

Kata BUDAYA yang terdiri dari huruf menjadi kata bermakna :
B menjadi kata bermakna (B)ERPIKIR
U menjadi kata bermakna (U)SAHA-USAHA
D menjadi kata bermakna (D)AYA CIPTA
A menjadi kata bermakna (A)MANAH
Y menjadi kata bermakna (Y)AKIN
A menjadi kata bermakna (A)GAMA

BUDAYA Bila kata-kata tersebut kita susun dalam untaian kalimat yang bermakna, maka kita merumuskan adalah kemampuan seseorang dalam BERPIKIR untuk dapat menggerakkkan USAHA-USAHA dalam memanfaatkan kesadaran, kecerdasan dan akal untuk menciptakan DAYA CIPTA dalam menjalankan AMANAH yang berlandaskan ke –YAKINAN dengan AGAMA yang dianutnya.

Kata BERBANGSA yang terdiri dari huruf menjadi kata bermakna :
B menjadi kata bermakna (B)ERJIWA
E menjadi kata bermakna (E)TIKA
R menjadi kata bermakna (R)UKUN
B menjadi kata bermakna (B)BERBUDI
A menjadi kata bermakna (A)QLAK
N menjadi kata bermakna (N)URANI
G menjadi kata bermakna (G)ERAKAN
S menjadi kata bermakna (S)OSIAL
A menjadi kata bermakna (A)DIL

Bila kata-kata tersebut kita susun dalam untaian kalimat yang bermakna, maka kita merumuskan BERBANGSA adalak manusia yang BERJIWA dengan landasan ETIKA, ke-RUKUNAN, BERBUDI, ber-AQLAK mulia dalam menjalankan hati NURANI sebagai suatu GERAKAN dalam mewujudkan makna SOSIAL dan ADIL.

Kata BERNEGARA yang terdiri dari huruf-huruf menjadi kata bermakna :
B menjadi kata bermakna (B)ERSATU
E menjadi kata bermakna (E)MOSIONAL
R menjdi kata bermakna (R)ASIONAL
N menjadi kata bermakna (N)ASIONAL
E menjadi kata bermakna (E)KLEKTIS
G menjadi kata bermakna (G)ABUNGAN
A menjadi kata bermakna (A)NTAR
R menjadi kata bermakna (R)AS
A menjadi kata bermakna (A)GAMA

Bila kta-kata tersebut kita susun dalam untaian kalimat yang bermakna, maka kita merumuskan BERNEGARA adalah keinginan yang berlandaskan niat untuk BERSATU secara EMOSIONAL dan RASIONAL dalam membangun rasa NASIONALIEME secara EKLEKTIS kedalam sikap dan perilaku ANTAR yang berbeda RAS dan AGAMA..

Kata INDONESIA yang terdiri dari huruf-huruf menjadi kata bermakna :
I menjadi kata bermakna (I)NTERGERASI
N menjadi kata bermakna (N)ASIONAL
D menjadi kata bermakna (D)AERAH
O menjadi kata bermakna (O)RGANISASI
N menjadi kata bermakna (N)EGARA KESATUAN
E menjadi kata bermakna (E)KONOMI
S menjadi kata bermakna (S0EJAHTERA
I menjadi kata bermakna (I)MPIAN
A menjadi kata bermakna (A)MANAH

Bila kata-kata tersebut kita susun dalam untaian kalimat yang bermakna, maka kita merumuskan INDOESIA adalah wilayah kepulauwan yang ter-INTERGERASI secara NASIONAL dari DAERAH daratan dan lautan kedalam ORGANISASI berbentuk NEGARA KESATUAN untuk melaksanakan pembangunan EKONOMI dalam mewujudkan masyarakat SEJAHTERA sebagi realisasi IMPIAN yang di-AMANAHKAN oleh UUD ’45.

Berdasarkan pendekatan yang kita utarakan diatas, diharapkan dapat dipergunakan untuk menyusun suatu konsepsi yang dapat dipergunakan untuk menyatukan sudut pandang dalam kita merumuskan, apa yang telah tertuang dalam pasa 32 UUD ’45 sebelum diadakan perubahan.

Degan sudut pandang itu, kita harapkan kita dapat menyatukan pola berpikir dalam merumuskan visi, misi, tujuan, strategi dalam mengaktualisasikan BUDAYA BERBANGSA BERNEGARA INDONESIA sebagai pedoman dalam kita bersikap dan berperilaku dalam menjalankan fungsi, pekerjaan, kerja, jabatan, peran dan tanggung jawab dalam berbangsan dan bernegara.
PERSFEKTIF BUDAYA DALAM KOMUNITAS BERNEGARA

B3I adalah wujud sikap dan perilaku sebagai Manusia Indonesia Seutuhnya dalam kemampuan memanfaatkan kesadaran, kecerdasan dan akal kedalam usaha mengaktualisasikan makna Budaya Berbangsa Bernegara Indonesia sebagai pedoman yang harus dianut selaku warga Negara.

Konsepsi tersebut mendorong kita untuk memahami apa arti me masuki abad 21, suatu abad yang telah ditandai oleh perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi ke masyarakat pengetahuan. Perubahan tersebut menunjukkan pula, perlunya satu usaha untuk melakukan pendekatan baru dalam mewujudkan daur hidup organisasi Negara yang selalu siap memasuki gelombang ketidak pastian yang selalu ada dimana-mana.
Waktu berjalan terus, era globalisasi merupakan tantangan di abad ini, maka dalam memasuki dunia tanpa batas diperlukan satu pendekatan yang kita sebut dengan mengelola organisasi negara berbasiskan budaya berbangsa dan bernegara Indonesia. B3I sebagai wajah baru haruslah mampu mengantisipasi dan mengaktualisasikan sikap dan perilaku yang selaras dengan keputusan strategik (visi, misi, tujuan, sasaran, strategi).

Kepemimpinan nasional silih bergati dan menerapkan gayanya sendiri , sehingga ada satu kesan B3I bukanlah penentu keberhasilan, sehingga pada saat ia mencanangkan suatu gagasan untuk dilaksanakan, ia beranggapan sama luasnya dengan fungsi perencanaan itu sendiri tapi mereka tidak memahmi dari sisi hal yang konkrit. Jadi yang menentukan keberhasilan terletak pada dimensi manusia.

Oleh karena itu adanya anggapan yang menganggap sama mudah menyebar seperti sistem gayanya kedalam pengikutnya, yang mendorong orang tidak pernah fokus untuk memikirkannya secara konsepsional arti penting keberadaan B3I. B3I tidak pernah dirumuskan sehingga organisasi negara sebagai satu pendekatan adalah sangat penting untuk diterapkan dan diperlukan seorang yang mampu berperan untuk mengkomunikasikan dengan baik dengan tanggung jawab bersama dengan satu pola pikir bahwa suatu organisasi NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) sebagai pondasi yang efektif adalah visi dan misi yang sejalan dengan B3I yang dianutnya.

Jadi berdasarkan pemikiran diatas, sudah saatnya suatu NKRI memiliki konsepsi B3I yang jelas, sehingga dapat diambil kebersamaan dalam bersikap dan berperilaku untuk menyelaraskan kedalam kepentingan seluruh masyarakat Indonesia dalam bertindak sesuai dengan tuntunan yang telah kita rumuskan dalam melaksanakan pembangunan ekonomi yang berdemensi manusia Indonesia seutuhnya.

Untuk mengkomunikasikan B3I tersebut diperlukan langkah-langkah agar konsepsi B3I yang dituangkan secara formal diperlukan keterlibatan semua warga Negara Indonesia untuk memahami dan mempelajari sebagai landasan dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan bernegara.

VISI, MISI DAN TUJUAN B3I

Bertitik tolak dari pemikiran intuitif, maka diperlukan satu pernyataan singkat agar dapat menuntun arah yang hendak kita tuju di masa depan yang kita sebut dengan satu pernyataan sebagai berikut “VISI B3I adalah kemampuan manusia Indonesia membangun CITRA sebagai manusia yang unggul berdasarkan pelaksanaan pemahaman yang mendalam atas B3I yang di formalkan atas kesepakatan bersama sebagai penuntun dalam bersikap menuju ke ARAH kesiapan yang mampu memasuki setiap perubahan dengan TUJUAN membangun manusia Indonesia seutuhnya”

“MISI B3I adalah kesiapan manusia untuk MEMPERHATIKAN dalam mengkomunikasikan suasana hati dalam kehangatan agar supaya dalam usaha MEMBIMBING untuk membangunan keyakinan dan kepercayaan dengan pemahaman yang mendalam melalui ANALISA STRATEGIK berdasarkan data dan fakta kedalam gagasan masa depan secara EKSPRESIF dalam menuntun inisiatif, spontan, bersemangat dan kreatif”

Jadi dengan pernyataan VISI B3I memberikan arah sebagai peta perjalanan dalam bersikap sedangkan MISI B3I memberikan petunjuk bagaimana cara kita mengadakan perjalanan dalam berperilaku.

Dengan demikian apa yang telah diuraikan bahwa VISI disatu sisi mengingatkan kepada kita dalam bersikap (cara anda mengkomunikasikan suasana hati anda kepada orang lain) selalu dalam pemikiran yang positip, sedangkan disisi lain bahwa MISI dalam Perilaku (segala tindakan yang dilakukan oleh suatu organisme) sebagai wahana transformasi dalam pola berpikir yang akan menuntun bagaimana organisasi bernegara menyeberangi kesenjangan B3I VS RENCANA PERSFEKTIF, POSISI DAN KINERJA.

Bertitik tolak dari Visi dan Misi B3I yang diutarakan diatas sebagai penuntun, maka diperlukan pula rumusan yang jelas TUJUAN-TUJUAN yang hendak dicapai dalam B3I yang mencakup :

• Meletakkan landasan yang kuat dalam B3I yang diformalkan dengan Undang-undang yang sejalan dengan UUD 1945 setelah dan sesudah di amendemen sebanyak empat kali.
• Merumuskan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah untuk lebih jelas sebagai peraturan pelaksaan dari Undang-undang yang ditetapkan yang menyangkut unsur-unsur Nilai, Norma, Wewenang dan Ganjar sebagai payung untuk merumuskan B3I kedalam struktur penyelenggara Negara sebagai eksekutif, legislatif dan yudikatif.
• Merumuskan Instruksi Presiden RI. yang menetapkan kewajiban setiap unit kerja lembaga pemerintahan dari pusat dan daerah termasuk pelaku ekonomi Negara untuk menyusun pedoman budaya sebagai landasan dalam bersikap dan berperilaku.
• Mentransformasikan B3I dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi suatu kekuatan untuk memotivasi dimensi manusia dalam pembangunan.
• Merumuskan kreteria-kreteria B3I dalam keberhasilan untuk dapat mewujudkan pengaruh dari budaya yang kuat untuk menuntun dalam bersikap da berperilaku.
• Merumuskan proses pengambilan keputusan dalam menghindari masalah sebagai kekuatan budaya baru.
• Merumuskan pemecahan masalah masa kini dan masalah masa lampau berbasiskan B3I yang merubah pola pikir reaktif menjadi proaktif dengan mengidentifikasi pengelompokan masalah yang kritis, pokok dan insidentil.
• Merumuskan langkah-langkah yang jelas dengan proses merancang perubahan yang berencana, proses transformasi dan proses dalam peningkatan yang berkelanjutan.

SASARAN, STRATEGI, KEBIJAKSANAAN, PROGRAM

Untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara kualitatip maka perlu menjabarkannya kedalam SASARAN secara kuantitatip. Rumusan sasaran yang hendak dicapai sejalan dengan struktur organisasi formal dari suatu komunitas.

Untuk merealisasikan sasaran tersebut diperlukan suatu konsep STRATEGI yang jelas artinya melaksanakan strategi fokus sebagai kekuatan dalam membangun kebiasaan yang produktif kedalam iklim organisasi, kolaborasi, komitmen, dan pemberdayaan diri sebagai wujud membangun kebersamaan kedalam kepercayaan dan keyakinan menju perubahan sikap dan perilaku.

Untuk melaksanakan strategi tersebut diperlukan secara jelas kedalam apa yang disebut dengan rumusan KEBIJAKSANAAN sebagai tata laksana untuk melaksanakan strategi. Sejalan dengan itu disiapkan pula rumusan PROGRAM kerja.

Pengalaman telah menunjukkan kepada kita, walaupun 62 tahun menikmati kemerdekaan, tetapi wujud dari cita-cita yang dituangkan dalam UUD 1945 masih jauh dari harapan. Kepemimpinan nasional yang salih berganti telah kita lalui namun kehidupan berbangsa dan bernegara menunjukkan timbul beragam masalah normal dan tidak normal yang mengarah pada posisi daur hidup yang terancam kedalam ketidak mampuan tumbuh dan berkembang, walaupun Negara kita kekayaan alam yang luar bisa.

Kebiasaan KKN dapat tumbuh dengan subur pada semua lapisan kegiatan, mengapa ? Itulah satu tantangan kepemimpinan masa depan yang tidak fokus memandang esensi manusia dalam pembangunan yang menjadi kunci kehancuran bangsa yang dipimpin oleh yang memiliki tingkat kesadran yang paling rendah yang kita sebut dengan mendewakan kesadaran indrawi.

Kunci penyelesaian masalah yang kita hadapi adalah terletak pada kita tidak memiliki konsepssi budaya yang bisa diterapkan sebagai pedoman formal untuk mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB II MERUMUSKAN VISI MASA DEPAN

Sejalan dengan Visi dalam Sikap sebagai suatu pandangan yang dapat mempengaruhi tindakan kedalam organisasi formal yang
ditetapkan maka sebagai rumusan dari VISI MASA DEPAN dalam MEMBANGUN MASYARAKAT ENTREPRENEUR (KEWIRASWASTAAN) adalah kemampuan dari pengelola dalam usaha memainkan peran yang bermoral, berkualitas, produktif dalam membangun CITRA, BUDAYA, ARAH, TUJUAN sebagai berikut :

CITRA adalah wujud sikap yang berkemampuan mengkomunikasikan suara hati kepada stakeholders agar dapat dilaksanakan yang terbaik sesuai kehidupan berbangsa dan bernegara yang sejalan dengan tuntutan paradigma abad 21.

BUDAYA adalah wujud sikap yang berkemampuan mengkomunikasikan suara hati kepada stakeholders agar ia menjadi alat untuk menumbuh kembangkan kolaborasi dalam gaya kepemimpinan.

ARAH adalah wujud sikap yang mengkomunikasikan suara hati kepada stakeholders agar ia dapat memberikan arah pelaksanaan pembangunan diklat. berjalan secara berkesinambungan.

TUJUAN adalah wujud sikap yang mengkomunikasikan suara hati kepada stakeholders dari yang tidak tahu menjadi tahu untuk mewujudkan nilai tambah dalam menjalankan setiap peran.

Secara singkat pernyataan VISI Dalam Membangun Masyarakat Entrepreneur adalah Membangun CITRA dalam pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan dengan BUDAYA sebagai alat menumbuh kembangkan kolaborasi dan gaya kepemimpinan dengan ARAH pelaksaan diklat. berkesinambungan dengan TUJUAN mewujudkan nilai tambah dalam menjalan setiap peran.

BAB III. MERUMUKAN MISI MASA DEPAN :

Bertitik tolak dari pernyataan VISI diatas, maka perlu suatu pemikiran untuk merumuskan langkah menyiapkan sarana sebagai alat untuk mengadakan perjalanan yang kita sebut pernyataan MISI dengan memanfaatkan proses berpikir yang kita sebut MEMPERHATIKAN, MEMBIMBING, ANALITIS dan EKSPRESIF yang dapat menjadi penuntun kedalam kejelasan, intensitas dan kesatuan dalam mewujudkan visi :

MEMPERHATIAKAN adalah pikiran yang menunjukkan misi kita dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai keseimbangan kepentingan yang diterima oleh stakeholder.

MEMBIMBING adalah pikiran yang menunjukkan misi kita dalam usaha-usha mendorong bahwa komitmen harus tumbuh dan berkembang bukan sesuatu yang dipaksakan dari luar melainkan datang dari dalam diri sendiri.

ANALITIS adalah pikiran yang menunjukkan misi kita dalam pemanfaatan proses berpikir yang bersifat strategik dan peka denan lingkungan yang selalu berubah sehingga diperlukan kesiapan melaksanakan antisipasi.

EKSPRESIF adalah pikiran yang menunjukkan misi kita kedalam pemberdayaan sumber daya manusia dalam kesiapan perubahan masyarakat Industri ke masyarakat Informasi ke masyarakat Pengetahuan dalam dunia tanpa batas

Secara singkat pernyataan Misi Masa Depan adalah sarana mewujudkan mimpi menjadi kenyataan melalui proses berpikir dengan kekuatan MEMPERHATIKAN, MEMBIMBING, ANALITIS DAN EKSPRESIF kedalam kebersamaan keyakinan.

BAB IV. MERUMUSKAN TUJUAN MASA DEPAN
DAN AZAS PENDIRIAN

Bertitik tolak dari pernyataan VISI dan MISI diatas sebagai jabarannya yang kita sebut dengan TUJUAN MEMBANGUN MASYARAKAT ENTREPRENEUR SECARA KUALITATIP adalah :

• Membangun unit kerja kedalam pusat pendidikan dan pelatihan dalam penigkatan kompetensi yang sejalan dengan kebutuhan pemain peran.

• Membangun unit kerja kedalam pusat pendidikan dan pelatihan dalam peningkatan keterampilan yang sejalan dengan kebutuhan pemain peran

• Membangun unit kerja kedalam pusat pendidikan dan pelatihan dengan memanfaatkan multimedia sebagai sarana pembelajaran jarak jauh.

• Membangun unit kerja kedalam pusat pendidikan dan pelatihan dengan kemampuan sendiri dan atau peran pihak ketiga untuk menyiapkan modul-modul yang berkaitan dengan kebutuhan dalam pelatihan.

• Membangun unit kerja kedalam pusat pendidikan dan pelatihan dengan kemampuan sendiri dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga dalam usaha pendidikan formal yang terintergrasi dari TK s/d Pendidikan Tinggi khusus entrepreneur

Dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai diatas, harus pula dirumuskan secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan landasan yang bertumpu pada AZAS-AZAS apa yang disebut dengan :

• Azas profesionalisme yang menunjukkan kunggulan dalam memberikan pelayanan atas penyelenggaraannya.

• Azas inopatip yang menunjukkan kemampuan terus menerus mencari cara baru untuk membuat infrastruktur yang lebih bermanfaat bagi yang berkepentingan.

• Azas antisipatip yang menunjukkan kemampuan penyesuaian antara kecepatan perubahan lingkungan dengan kecepatan tanggapan manusia yang terbatas.

• Azas keterpaduan dalam melaksanakan infrastruktur dalam lingkaran pusat dan daerah

• Azas keserasian antara kepentingan pusat, daerah dan multimedia.

• Azas keterbukaan yang dapat memberikan dorongan dari kepentingan stakeholders.

BAB. V MERUMUSKAN SASARAN MASA DEPAN

Merumuskan tujuan yang berifat kualitatif menjadi SASARAN dalam jangka lima tahun sebagai recana jangka panjang yang dijabarkan secara kuantitataip yang disusun berdasarkan kelayakan untuk masing-masing tujuan yang hendak di capai dengan memperhatikan kebutuhan yang sesuai dengan realita.

Selanjutnya sasaran tersebut dijabarkan kedalam rencana pelaksanaan tahunan yang didasarkan pengkajian ulangan sebagai suatu kebutuhan yang benar-benar dapat direalisasikan yang sejalan dengan sumber daya yang tersedia baik yang kita miliki maupun atas dasar kerja sama.
BAB VI. MERUMUSKAN STRATEGI MASA DEPAN

Untuk merealisasi sasaran tersebut diatas, maka diperlukan seperangkat strategi yang perlu digariskan dengan merubah pola pikir secara radikal artinya melaksanakan perubahan dari berpikir vertical menjadi lateral dengan rumusan strategi sbb.

• Stategi performansi adalah suatu strategi yang selalu memfokuskan perubahan sikap positip dan perilaku asertif dalam mengaktualisasikan diri yang kiblat kepada prestasi yang di ridhoi oleh Allah Swt, bukan kepada manusia dalam kepentingan kelompok dan individu.

• Strategi produktivitas adalah strategi yang terkait pemecahan maalah melalui pendekatan system terbuka dengan aktualisasi secara kaffah dengan prinsip peningkatan effiseinsi, efektif dan kualitas.

• Stratetegi akuntabilitas adalah strategi yang menekankan adanya kesadaran untuk setiap aktivitas yang dilaksanakan mampu memberikan pertanggungan jawaban secara terbuka kepada stakeholders.

• Strategi kolaborasi adalah startegi dalam dunia tanpa batas untuk melakukan kolaborasi dalam memanfaatkan sinergi untuk memaksimumkan peluang-peluang masa depan engan tersedianya sumber daya yang terbatas.

Keempat strategi yang dikemukakan diatas, maka dalam mengaktualisasikan harus dilakukan secara parallel dan tidak terpisah-pisah sehingga makna pemberdayaan dalam arti menghilangkan birokratis dapat dicapai, itu berarti keterampilan, pengalaman, energy dan ambisinya dapat digunakan mereka untuk menembangkan suatu perasaan memiliki bagian-bagian dari proes, khususnya menjadi tangung jawab mereka, sementara pada waktu yang sama menerima semua tanggung jawab.

BAB VII. MERUMUSKAN KEBIAJKASANAAN
DAN BUDAYA MASA DEPAN

Stratigi tersebut diatas dijabarkan kedalam lankah-langkah pelaksanaannya apa yang disebut seperangkat kebijaksanaan sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan yang mencakup :

• STRATEGI PERFORMANSI dijabarkan kedalam apa yang disebut system manajemen kinerja yaitu 1) Kebijakan dalam kepentingan stakeholders dan inputnya ; 2) Kebijakan penilaiannya pada proses ; 3) Kebijakan perhatian pada output ; 4) Kebijakan pengukuran dan penilaian kinerja

• STRATEGI PRODUKTIVITAS dijabarkan kedalam apa yang disebut peningkatan nilai tambah yaitu usaha 1) Memaksimumkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia dan dapat diraba ; 2) Memaksimumkan sumber daya yang tidak dapat diraba seperti ilmu dan pengetahuan 3) Memaksimumkan penguasaan informasi.

• STRATEGI AKUNTABILITAS dijabarkan dengan apa yang disebut sistem keterbukaan mencakup apa yang disebut dengan 1) Komunikasi ; 2) Kepatuan kepada aturan ; 3) Penguasaan pengetahuan ; 4) Pengelolaan yan baik.

• STRATEGI KOLABORASI dijabarkan dengan apa yang disebut membuat tempat kerja kolaboratif mencakup 1) Budaya kolaboratip ; 2) Proses team kolaboratif ; 3) Struktur kolaborati

PROPOSAL

MEMBANGUN MASYARAKAT ENTREPRENEURSHIP
MELALUI LOMPATAN BERPIKIR MASA DEPAN

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

Setiap bangsa memiliki peluang untuk memanfaatkan peran entrepreneur (wirausaha) dalam kebiasaan yang produktif untuk meningkatkan nilai tambah sebagai kunci kemakmuran.

Yang menjadi masalah dalam membangun masyarakat bangsa Indonesia kedalam suatu konsep yang berbudaya memerlukan suatu pemikiran entrepreurship (kewirausahaan) sebagai arah persfektif membangun bangsa Indonesia. Inilah yang tidak disadari oleh kepemimpinan masa kini untuk mengangkat peran wirausaha kedalam konsep kewirausahaan.

Setelah kita melewati abad 20, tanda-tanda daur hidup bangsa dan Negara memasuki perubahan dari stabil ke pnyakit dimana pemimpin orde baru menjalankan demokrasi sebagai alat merebut kekuasaan, sudah menjadi penyakit pula memasuki abad 21. Setelah kita mengumandangkan tumbangnya orde baru dan kita memasuki orde reformasi, penyakit tersebut bahkan dapat menentukan apakah kita saat ini sudah diambang pintu kematian birokrasi. Sadarkah mereka yang berperan sebagai eksekutif, legilatif, yudikatif dan pelaku ekonomi saat ini.

Kehancuran bangsa dan Negara bergerak begitu cepat sejalan dengan dampak perubahan lingkungan dunia, dimana semua peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pemimpin masa kini berada dalam posisi tingkat kesadaran yang paling rendah dalam bersikap dan berperilaku yang diperlihatkan kedalam bentuk karekteristik materialistik, nampaknya sulit untuk melakukan perubahan kesadaran secara radikal.

Dengan situasi tersebut tidak heran sulitnya orang dapat menerima setiap langkah perubahan, sebagai contoh bagaimana kita bisa dapat melepaskan diri dari budaya KKN., sehingga dalam kehidupan terdapat golongan yang berusaha mempertahan status quo, maka kita akan lebih jauh lagi menyambut fajar menyingsing dalam dunia UKM dan Koperasi, hanya satu impian belaka.

Dalam situasi yang demikian, maka peran mereka tidak dapat diharapkan lagi untuk berbuat banyak misalkan memberikan lapangan kerja baru yng setiap tahun terus meningkat jumlah pengangguran dimana-mana. Bahkan mereka meluncurkan kebijakan privatisasi yang disarankan oleh bank dunia yang sangat popular itu sebagai satu cara untuk melarikan diri dari sikap kepekaan terhadap jajahan pihak ketiga dan tidak jarang kekuasaan politik dijadikan alat bagi mereka dalam usaha untuk menghancurkan bangsa dan Negara ini.

Gambaran diatas juga ingin dikemukakan disini bahwa dalam abad 20 bangsa dan Negara dalam birokrasi dikuasai oleh peran kekuasaan politik, maka saat memasuki abad 21 telah terjadi pergeseran birokrasi menjadi kewirausahaan, terbukti ada daerah yang dipimpin oleh seorang entrepreneur, menunjukkan adanya perubahan dalam kemajuan daerah. Jadi untuk membangun bangsa dan Negara ini maka peran mesin wirausaha haruslah dijadikan suatu strategi dalam pembangunan.

2. MEMBANGUN KEBERSAMAAN VISI DAN MISI

Bertitik tolak dari pemikiran diatas, maka diperlukan satu keputusan strategic dalam rangka menyatukan kesamaan pola pikir dalam mewujudkan betapa pentingnya keberadaan kewiraswastaan dalam pembangunan bangsa.

Sejalan dengan pikiran diatas, agar ia dapat memberikan inspirasi untuk keberhasilan dalam mewujudkan kebersamaan “Visi dalam bersikap” disatu sisi dan disisi lain dalam “Misi dalam berperilaku”.

Oleh karena itu, perlu diumuskan “Visi dalam bersikap” sebagai satu kekuatan daya dorong agar perencanaan, pengorganisasian, pelakanaan dan pengawasan berjalan sesuai dengan arah yang hendak dicapai, maka KEBERAMAAN VISI DALAM BERSIKAP adalah suatu pernyataan untuk membangun CITRA yang sejalan dengan paradigm abad 21 dengan BUDAYA perubahan berpikir dengan ARAH membangun wawasan dan imajinasi dalam mewujudkan TUJUAN kebersamaan untuk meningkatkan kreativitas individu dan kelompok menjadi inovasi oraganisasi yang berkesinambungan.
Sedangkan KEBERSAMAAN MISI DALAM BERPERILAKU sebagai pernyataan yang menggambarkan sarana sebagai alat untuk mengadakan perjalanan, dirumuskan adalah menunjukkan misi kita dalam berperilaku kedalam BERPIKIR LATERAL yang sejalan dengan paradigm abad baru dengan melaksanakan KPEMIMPINAN KOLABORATIF untuk memanfaatkan sumber daya terbatas dengan penguasaan TEKNOLOGI INFORMASI dalam melaksanakan pembangunan bangsa yang BERWATAK.

Bertolak dari kebersamaan pikiran diatas agar dapat menyesuaikan dengan paradigm abad baru, maka diperlukan perubahan pola pikir yaitu menghindari dari masalah bukan memecahkan masalah. Sejalan dengan pemikiran tersebut maka sebagai isu kebijakan dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Konsepsi dari demensi sumber daya manusia dalam pembangunan adalah usaha untuk mewujudkan pembentukan dan pembangunan sumber daya manusia yang seutuhnya dalam arti berkualitas dan berwatak” Jadi issu tantangan masa depan yaitu mencakup :

Pertama, adalah terkait dengan manusia selaku anak didik yang tidak mendapatkan keprcayaan diri untuk mandiri, terbatasnya kemampuan pemberdayaan otak, kebebasan dalam berpikir, pengembangan budaya yang tidak sejalan dengan kebangkitan kepribadian yang utuh, yang berdampak langsung kehidupan mereka dalam masyarakat.
Kedua, adalah terkaitdengan peluang masa depan yang tidak pasti sebagai dampak dari faktor internal dan ekternal yang tidak mampu memberikan daya dorong kepada pelaku untuk secara berkolaborasi dalam “empowering people”

3. PERUBAHAN SECARA KONSEPSIONAL

Di awal pemikiran kita yang menjadi tantangan adalah apakah kita mampu berubah untuk berpikir keluar dari kerangka reaktif menjadi proaktif. Bila ketetapan hati, konsentrasi dan keabaran kita ada, maka terbentanglah keinginantahuan untuk berubah menjadi sederhna karena disitu terletak kepercayaan diri kita menjadi sederhana karena disitu terletak kepercayaan diri kita menyatu bahwa setiap persoalan baik normal maupun tidak normal didalamnya terdapat pemecahannya.

Dengan memperhatikan pokok persoalan, maka sebagai pendekatan dalam rangka pemecahan masalah kritis yang telah dirumuskan itu dengan suatu PENDEKATAN SISTEM untuk melakanakan kebersamaan VISI DAN MISI diperlukan adanya prinsip-prinsip transformasi agar perubahan MINDSET berjalan dalam keamaan pola dan bertindak berlandaskan satu kemitraan dan komitmen menjadi keputusn strategic agar dapat dilaksanakan sbb.:

• Berasumsi akan terjadi perubahan sikap dan perilaku sejalan dengan kesiapan untuk menerima perubahan itu sendiri.
• Setiap perubahan dimana orang-orang yang terlibat lebih mempercayai apa yang dilakukan, bukan apa yang dikatakan.
• Sebanyak mungkin orang-orang yang terkena pembaharuan terlibat dalam melaksanakan, ini berarti akan memberikan motivasi dalam kebersamaan.
• Lakukan segala sesuatu aktivitas dalam proses yang tidak tergesa-gesa karena perilaku yang reaktif lambat tapi proaktif.
• Laksanakan perubahan yang sejalan dengan tingkat kebutuhan permasalahannya artinya mnyelesaikan pondasinya lebih dahulu, baru melangkah ke masalah berikutnya.
• Setiap pembaharuan melalui proses transformasi bukanlah waktu yang sekejab, oleh karena itu diperlukan keabaran dan keuletan bagi semua pihak yang berkepentingan.
• Setiap pembaharuan, maka kemajuan dalam perubahan akan sejalan dengan setiap permasalahannya sehingga perubahan adalah teratur dan berfungsi secara mandiri dari perubahan itu sendiri.

Dengan memperhatikan pokok pikiran diatas, maka setiap peran dalam STAKEHOLDERS harus mampu memberikan konstribusinya dalam memecahkan keseimbangan kepentingan yang menjadi tumpuan dalam berbangsa dan bernegara, tanpa keadaran itu sangat sulitlah ia sebagai alat perjuangan dalam pemecahan kesenjangan yang makin meluas.

4. RUANG LINGKUP DAN SISTIMATIK PENULISAN

Usaha-usaha membangun masyarakat entrepreneurship melalui lompatan berpikir dengan gagasan pengembangan kreatifitas dan inovasi kedalam dunia usaha baru, diperlukan RENCANA INDUK sebagai pedoman dalam mewujudkan keputusan strategic yang ditetapkan.

RUANG LINGKUP

Merumuskan pemikiran strategic disini bertolak dari suatu kebiasaan berpikir dengan memanfaatkan kekuatan berpikir yang bersifat intuitif artinya dalam hal ini tidak perlu suatu analisa yang melahirkan pemikiran yang sistimatik melainkan menekankan pemikiran non-metodis yang berlandaskan intuisi.

Merumuskan Pemikiran Rencana Jangka Panjang menuju ke Arah yang menggambarkan kemampuan dalam mewujudkan arah persfektif diatas, kita harus mampu dengan sumber daya terbatas memanfaatkan peluang yang ada kedalam kurun waktu 10 tahun dalam gambaran 2015 s/d 2025.
SISTIMATIK PENULISAN

Rencana buku induk akan mencakup keputusan strategic sebagai landasan untuk merumuskan dari jangka panjang menuju ke arah ke persfektif 10 tahun dengan sistimatik penulisan sbb.:

Bab I. Pendahuluan
Bab II. Merumuskan VISI masa depan
Bab III. Merumuskan MISI masa depan
Bab IV. Merumuskan TUJUAN masa depan
Bab V. Merumuskan SASARAN masa depan
Bab VI. Merumuskan STRATEGI masa depan
Bab VII. Merumuskan BUDAYA dan KEBIJAKSANAAN masa depan

Bertitik tolak dari keputusan strategic diatas, sebagai landasan untuk merumuskan RENCANA JANGKA MENENGAH PERTAMA 2015 S/D 2020 (5 tahun) dengan menggambarkan secara kualitatif dan kuantitatif dengan SISTIMATIK PENULISAN sbb.:

Bab I. Pendahuluan
Bab II. Menjabarkan VISI dan MISI
Bab III. Menjabarkan TUJUAN dan SASARAN
Bab IV. Membangunan kepemimpinan dan organisasi
Bab V. Membangun Tim yang benar2 mampu bekerja
Bab VI. Menjabarkan Strategi yang ditetapkan
Bab VII. Menjabarkan Kebijaksanaan
Bab VIII. Menjabarkan pengelolaan berbasiskan budaya
Bab IX. Menjabarkan kebutuhan sarana dan infrastruktur
Bab XII. Menjabarkan silabus kebutuhan kewiraswastaan
Bab XIII. Membuat proyeksi anggaran yang dibutuhkan

Bertolak dari Rencana Jangka Menengah pertama diatas, lebih lanjut dirumuskan kedalam recana tahunan secara terperici sesuai dengan sistimatik penulisan diatas.

BUKU PANDUAN LOGO DAN BUDAYA PERUSAHAAN PT. INTI BUMI PERKASA

DAFTAR ISI A. LOGO PT. INTI BUMI PERKASA

1. Makna Logo

2. Logo Baru, Sebuah Simbol Perusahaan

3. Menjaga Keutuhan Visi dan Misi B. PENDEKATAN MERUMUSKAN BUDAYA

4. Model 1 Pendekatan Berpikir dan Waktu

5. Model 2 Menggerakkan Kesadaran, Kecerdasan, Akal

6. Model 3 Merumuskan Arah Dalam Jangka Menengah

7. Model 4 Menjabarkan Arah Menjadi Jangka Pendek C. IBP SEBAGAI SIMBOL BUDAYA PERUSAHAAN

8. Budaya dari pemahaman unsur kata bermakna

9. Makna Huruf INTI Menjadi Kata Bermakna

10. Makna Huruf BUMI Menjadi Kata Bermakna

11. Makna Huruf PERKASA Menjadi Kata Bermakna

12. IBP Sebagai Simbol Budaya Perusahaan

13. Keputusan Strategik Dalam Budaya IBP

14. Peran Dan Unsur Budaya D. MEMBANGUN BUDAYA YANG KUAT DAN SEHAT

15. Merumuskan Budaya IBP Dalam Sistem

16. Kebijaksanaan Dan Program

17. Mendalami Jiwa Kepemimpinan Dalam Budaya

18. Budaya Yang Kuat Dan Sehat

A. LOGO PT. INTI BUMI PERKASA 1. MAKNA LOGO Logo IBP terdiri dari serngkaian huuf visual yang dapat di baca, dimana logo type diolah sedemikian rupa dengan memperhatikan keseimbangan, kesederhanaan dan mudah dibaca dan menyatu dalam konsep fleksibel dan mudah dikontrol. Warna lambang mewujudkan pencerminan dari • Warna hitam pada huruf I dan P menunjukkan suasana yang bernuansa keagamaan. • Warna biru pada B mencerminkan kekuatan dalam kesetiaan dan loyalitas bersama komunitas stakeholders. • Warna putih sebagai dasar dari logo mencerminkan kekuatan niat yang ikhlas dan suci dalam melaksankan aktivitas bisnis. Secara keseluruhan memberikan gambaran daya kemauan yang kuat dalam membangun keinginan dalam kebiasaan berpikir atas dasar kebersamaan memandang kata INTI, BUMI, PERKASA menjadi unsur nilai-nilai primer kedalam huruf menjadi kata bermakna.

2. LOGO SEBUAH SIMBOL BUDAYA Logo IBP sebagai sebuah simbol budaya perusahaan menjadi satu kekuatan baru dalam proses berpikir disatu sisi dari pemain peran-peran dalam organisasi dan disisi lain sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku dengan menjalankan prinsip-prinsip yang digarikan. Sejalan dengan pikiran diatas berati pula “logo sebagai simbol budaya” menjadi pedoman agar sikap dan perilaku berjalan dengan kekuatan-kekuatan pikiran dalam ketaatan dan positip. Dengan demikian pengaruh dari budaya perusahaan adalah suatu realita yang harus dibangun dan dirumuskan secara formal karena sifat hal-hal yang konkrit yang harus dijalankan oleh manusia sebagai komunitas organisasi. Sebaliknya semua rumusan pikiran yang dituangkan dalam rencana perusahaan jangka panjang, menengah dan pendek merupakan hal-hal yang bersifat abstrak. Dengan demikian betapa penting memandang dan merumuskan “Logo IBP sebagai budaya perusahaan menggambarkan satu kekuatan baru menjadi langkah menciptakan kehidupan yang dinginkan oleh stakeholders yang mencakup, apa yang disebut : • Berani untuk bermimpi dan diwujudkan dalam satu team. • Menjadi kebiasaan dalam resep keberhasilan. • Mendorong kejelasan setiap peran dalam berkonstribusi. • Belajar untuk menghargai apa yang terjadi saat ini. • Menghargai apa yang telah digariskan dalam perencanaan terpadu jangka panjang. • Menyembuhkan sumber daya yang tebatas secara optimal. • Menyatukan sumber energi dari para pemai peran. • Mewujudkan keajaiban dari gagasan mimpi bersama dalam satu pandangan. 3. MENJAGA KEUTUHAN VISI DAN MISI Dengan terbangunnya “LOGO PT.INTI BUMI PERKASA” merupakan upaya manajemen kelompok puncak untuk memiliki sebagai simbol budaya perusahaan yang menunjukkan arti keberadaan organisasi dalam menjaga dan mewujudkan visi dan misi perusahaan sebagai cell produksi yang memberikan sumber pendapatan dan lapangan kerja dalam menjaga keuntuhan citra dan memangun brand. Sejalan pemikiran diatas, maka kekuatan jiwa kepemimpinan yang memainkan peran untuk mempengaruhi atas komunitas organisasi perusahaan dengan menciptakan kebiasaan dalam kebersamaan yang terkait dengan hal-hal apa yang disebut dengan perasaan, ucapan, sikap, perilaku dan kebendaan dengan menjaga keutuhan citra dan membangun brand melalui keinginan atas pandangan mengenai : • Menciptakan rasa aman • Membangkitkan motivasi • Berbagi kekuatan energi dalam kebiasaan pikiran • Membangun cinta yang menginspirasi • Menyerukan kebenaran • Mempercayai lembaga • Saling menghargai misteri kehidupan. Kunci-kunci yang diungkapkan diatas memberi pandangan dalam usaha-usaha untuk melakukan perubahan yang berencana agar dalam rangka kesiapan untuk menerima suatu rumusan budaya perusahaan dimana jumlah keseluruhan kebiasaan dalam bersikap dan perilaku yang memerlukan hasil dari pengamatan, hasil percobaan dan hasil daya guna dari pengalaman. Jadi kekuatan yang konkrit dari hasil pikiran para anggota organisasi mampu mewujudkan hal-hal yang telah dtuangkan dalam perencanaan sebagai sesuatu kondisi yang abstrak. Jadi menyeberangi kesenjangan dari pola pikir lama menuju ke pola pikir merupakan satu tantangan bagi pimpinan puncak sejauh mana ia mampu berperan mempengaruhi keputusan „Mengelola berdasarkan budaya“ yang dapat diterima oleh komunitas organisasi. B. PENDEKATAN MERUMUSKAN BUDAYA 4. MODEL 1 PENDEKATAN BERPIKIR DN WAKTU Dengan pendekatan berpikir dan waktu dimaksudkan untuk merumuskan pemikiran dalam mewujudkan persfektif, posisi dan performa dapat mendorong kejelasan dalam konstribusi bersikap dan berperilaku. Usaha menyeberangi kesenjangan dari gaya lama ke gaya baru sangat ditentukan peran kepemimpinan puncak untuk bisa mempengaruhi pola pikir dari seluruh eran yang ada dalam organisasi formal dan non-formal, oleh karena itu dipelukan adanya keputusan strategik kedalam rencana perubahan yang sejalan dengan perubahan lingkungan. Persfektif 0-10 th Budaya paham IBK Posisi 0-5 th performa 0-2 th ——————————————————————————- MODEL 1 : Pendekatan dalam berpikir dan waktu Budaya paham IBK (INTI BUMI PERKASA), merupakan pola pikir dalam usaha untuk menuntun dalam bersikap dan berperilaku yang tersusun dalam tiga konsep yang disebut dengan • Berpikir dalam strategis yang mengarah pada perssfektif • Berpikir dalam r.j.pn. yang mengarah pada posisi • Berpikir dalam r.j.pd yang mengarah pada performa Untuk merumuskan budaya paham IBK tersebut sebagai suatu kerangka penuntun dalam bersikap dan berperilaku yang tersusun dalam tiga huruf dalam kata INTI BUMI PERKASA sebagai simbol budaya dimana setiap kata menjadi suatu huruf dalam kata yang bermakna. 5. MODEL 2 MENGGERAKKAN KESADARAN, KERDASAN DAN AKAL Usaha menggerakkan unsur jiwa dalam berpikir yang disebut kesadaran, kecerdasan dan akal dalam merumuskan berpikir yang bersifat strategis yang disebut dengan „Budaya dalam persfektif“ artinya adanya usaha-usaha untuk menggerakkan kemampuan berpikir, menyadari,, mengerti dan memaami untuk jangka waktu 10 tahun kedepan, bagaimana kita bersikap dan berperilaku. I.T.P Bdudaya dlm persfektif Organisasi berbasis organisasi berbasis Pengetahuan Pembelajaran Model 2 ; Menggerak Kesadran, Kecerdasan dan Akal Dalam bersikap dan bererilaku yang dituntun oleh kekuatan kepercayaan (agama) dan keyakinan (iman) bersama maka IBK, kita merumuskan tiga pokok ikiran dalampandangan persfektif PT.INTI BUMI PERKASA kedepan sebagai berikut : • Berperan ikut mengambil bagian dalam membangun „Indonesian Technologi Park (ITP)” artinya kita menyadari sepenuhnya bahwa kebangkitan bangsa Indonesia diperlukan suatu landasan yang kuat untuk membawa para entrepreneurs dan industri dalam merebut peluang pada era ekonomi global. • Dalam mewujudkan ITP tersebut diperlukan suatu perencanaan yang baik melalui konsepsi pemikiran untuk membangun „orgaisasi berbasisi pengetahuan artinya diperlukan suatu organisasi yang fleksibel dan mudah dikontrol dalam daur hidupnya. • Agar terwuju pertumbuhan organisasi terus menerus dan berkelanjutan diperlukan landasan yang kuat untuk melalui pemahaman yang mendalam atas pelaksanaan apa yang disebut dengan rencana yang baik atas „organisasi berbasis pengetahuan“ 6. MODEL 3 MERUMUSKAN ARAH DLM. J. MENENGAH Fokus Masa depan dan kini Budaya dalam Posisi Prinsip Komunikasi Keputusan strategik Perubahan kelanjutan —————————————————————————- Model 3 : Merumuskan arah dalam jangka menengah Bertitik tolak dari pemikiran yang bersifat intuitif diatas, maka diperlukan sikap dan perilaku yang dapat menuntun arah hendak kemana organisasi dibawa dalam kurun waktu 5 tahun kedepan berdasarkan data dan informasi dari hasil analisis sbb.: a. Fokus masa depan dan masa kini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan pengetahuan, pelanggan dan pertumbuhan. Dengan emberikan tekanan perhatian ketiga hal tesebut diharapkan menjadi fokus sebagai kekuatan yang mampu menggerakkan pemikiran sumber daya yang tersedia baik dari dalam maupun diluar secara produktif. b. Merumuskan prinsip keputusan strategik yang mencakup visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijaksanaan, program. c. Komunikasi perubahan yang berkelanjutan kedalam suatu perencanaan pembaharuan yang berkelanjutan, agar sumber daya manusia selalu siap beradaptasi atas setiap perubahan. 7. MODEL 4 MENJABARKAN ARAH MENJADI J.PENDEK Model 4 ini merupakan satu pendekatan untuk menjabarkan apa-apa yang terungkap pada model sebelumnya artinya setelah memahami gambaran arah persfektif dan menjabarkan berdasarkan kedalam posisi dengan analisis swot sehingga dapat memberikan arah yang lebih fokus berdasarkan hasil pengamatan dengan membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunitis) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan (strengths) dan Kelemahan (weaknesesses). Restrukturisasi Budaya dalam performa Corporate rencana plan dan culture kerja & A.B. ——————————————————————————— MODEL 4 MENJABARKAN ARAH MENJADI J.PENDEK Jabaran arah dalam rencana jangka pendek yang mencakup kurun waktu 2 tahun sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku akan mencakup hal-hal yang berkaitan dengan : • Melaksanakan restrukturisasi kedalam penataan organisasi, penataan proses dan pnataan kerja. • Melaksanakan corporate plan sebagai pedoman dalam pikiran untuk menggerakkan dan atau memaksimumkan sumber daya yang tersedia disatu sisi dan disisi lain diperlukan corporate culture sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku yang selalu siap beradaptasi atas perubahan. • Melaksanakan rencana kerja dan anggaran belanja yang telah ditetapkan setiap tahunnya, bila dipandang perlu diadakan penesuaian sesuai dengan hasil evaluasi yang dibuat. C. IBP SEBAGAI SIMBOL BUDAYA PERUSAHAAN 8. BUDAYA DARI PEMAHAMAN UNSUR KATA BERMAKNA. Untuk menyatukan sudut pandang agar dapat dipahami menjadi satu pemahaman yang dapat menyatukan pikiran yang berbeda, maka pendekatan sebagai rumusan konsepsi mengenai pengertian sebagai usaha untuk menyatukan pandangan melalui unsur kata. Unsur kata dalam „BUDAYA“ terdiri dari kata : (B)erpikir ; (U)saha-usaha ; (D)aya cipta ; (A)manah ; (Y)akin ; (A)gama. Jadi BUDAYA adalah kemampuan seseorang dalam BERPIKIR untuk dapat menggerakkan USAHA-USAHA dalam memanfaatkan kesadran, kecerdasan dan akal untuk menciptkan DAYA CIPTA dalam menjalankan AMANAH yang berlandaskan ke YAKINAN dengan AGAMA yang dianutnya. 9. MAKNA HURUF INTI MENJADI KATA BERMAKNA INTI yang terdiri empat huruf yaitu (I) menjadi Intelegensi ; (N) menjadi Nalar ; (T) menjadi Tasamuh ; (I) menjadi Ilmu. INTELEGENSI adalah mengandung arti daya membuat reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat baik secara fisik maupun mental terhadap pengalaman-pengalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada fakta-fakta atau kondisi-kondisi baru. Menggerakkan intelegensi berarti menggerakkan unsur jiwa dalam kemampuan berpikir untuk memanfaatkan fungsi otak dalam membentuk komitmen sebagai penggeraknya. Dengan intelegensi dalam komitmen hingga seseorang dapat menyadari bahwa memunculkan sesuatu gagasan bukanlah karena bakat pembawaan sejak lahir, tapi kemampuan intelegensi diri anda menhilangkan pandangan itu adalah salah sehingga anda mampu ntuk membuka pintu hati anda terbuka karena didorong komitmen dalam pikiran anda sendri. NALAR mengandung arti proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fkta atau prinsip. Menggerakkan nalar berarti kekuatan berpikir yang sangat dalam untuk menempatkan komitmen sebagai prinsip. Jadi nalar tanpa prinsip tidak mungkin terwujud dan terbangun seperti apa yang diharapkan oleh omitmen itu sendiri. Berpikir dengan nalar yang berprinsip akan mengaktualisasikan diri dalam berpikir dengan pola dan proses berpikir biasa, logis, ilimiah, filasafat dan theologis yang sejalan dengan komitmen yang kia bangun. TASAMUH mengandung arti kelapangan dada ; keluasan pikiran ; kesabaran ; semoga allah memberikan tasamuh kepada kita semua. Menggerakkan tasamuh berarti daya dorong untuk membangun komitmen merupakan pengorbanan diri, maka diperlukan satu tonggak yang kokoh yang kita sebut dengan tasamuh karena kita menyadari sepenuhnya bahwa pikiran, tindakan, emosi merupakan kehidupan diri kita. Seingga tasamuh dalam komitmen yang tinggi akan memiliki kemampuan berpkir yang metodis biasa, logs, ilimiah, filasaft dan theologis sehingga mampu meletakkan arti komitmen dalam diri anda ILMU mengandung arti pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Menggerakkan ilmu pengetahuan berarti kemampuan memanfaakan alat pikir atas otak dalam mengkoordinasikan tahapan penelitian dasar, terapan, pengembangan kedalam aktivitas yang terintergrasi dengan sumber daya yang terbatas berdasarkan landasan teori modern dan analisis bersistem terhadap data lapangan tertentu.

10. MAKNA HURUF BUMI MENJADI KATA BERMAKNA BUMI terdiri dari empat huruf yaitu B menjadi Berpijak ; U menjadi Usahawan ; M menjadi Mengelola ; I menjadi informasi. BERPIJAK mengandung arti bertumpu ; berpedoman. USAHAWAN mengandung arti orang yang menjalankan bagian usaha perusahaan. MENGELOLA mengandung arti kemampuan merumuskan hal-hal yang terkait dengan kegiatan dalam merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, pengawasan dan pengendalian. INFORMASI mengandung arti keseluruhan makna yang menunjang amanat. 11. MAKNA HURUF PERKASA MENJADI KATA BERMAKNA PERKASA terdiri dari tujuh huruf yaitu P menjadi Perilaku ; E menjadi Emosi ; R menjadi Rasional ; K menjadi Keakraban ; A menjadi Asas ; S menjadi Sikap ; A menjadi Amanah PERILAKU mengandung arti segala tindakan yang dilakukan oleh suatu organiosme, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati (seperti pikiran dan perasaan) dengan kata lain perilaku adalah „gaya“. Jadi setiap manusia akan mengaktualisasikan diri kedalam tiga gaya perilaku yang disebut asertif, nonasertif dan agresif. EMOSI mengandung arti sebagai menerapkan „gerakan“ baik secara metafora maupun harfiah untuk mengeluarkan perasaan. Jadi emosi merupakan daya dorong pikiran orang berpikir untuk mengetahui masa lalu, masa kini dan masa depan. Sejalan dengan ungkapan diatas, EQ MAP yang oleh penulisnya Robert K.Cooper dan Ayman Sawaf. Dalam buku tersebut dirumuskan : Kesadaran Emosi ; Kebugaran Emosi ; Kdalam Emosi ;Alkimia Emosi. RASIONAL mengandung arti menurut pikiran dan timbangan yang logis, menurut pikiran yang sehat, cocok dengan akal. KEAKRABAN mengandung arti tugas akan terlaksana bila seseorang mampu bebagi rasa secara terbuka tanpa resiko hkum emosional dan apabila pemimpin memiliki pengetahuan mendalam tentang pikiran, perasaan dan keseimbangan kepentingan. ASAS mengandung arti dasar sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat sehingga dengan keyakinan bersama menjadi satu kekuatan dalam membentuk nilai-nilai, norma, wewenang dan ganjar. SIKAP mengandung arti mengandung arti dalam bahasa sederhana adalah cara anda melihat sesuatu secara mental (kesiapan berpikir dan memahami menurut pola berpikir tertentu) atau dengan kata lain sikap adalah cara anda mengkomunikasikan suasana hati anda kepada orang lain. AMANAH mengandung arti yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain ; keamanan ; ketenteraman ; dapat dipercaya. Amanah berarti pula kita akan selalu ingat untukmenghayati tentang pemahaman kita menuju perjalanan hidup abadi dengan meningkatkan akhlak dalam bersikap dan berperilaku.

12. IBP SEBAGAI SIMBOL BUDAYA PERUSAHAAN INTI yang terdiri empat huruf yaitu (I) menjadi Intelegensi ; (N) menjadi Nalar ; (T) menjadi Tasamuh ; (I) menjadi Ilmu. BUMI terdiri dari empat huruf yaitu B menjadi Berpijak ; U menjadi Usahawan ; M menjadi Mengelola ; I menjadi informasi. PERKASA terdiri dari tujuh huruf yaitu P menjadi Perilaku ; E menjadi Emosi ; R menjadi Rasional ; K menjadi Keakraban ; A menjadi Asas ; S menjadi Sikap ; A menjadi Amanah Bertolak dari unsur kata dalam “Logo IBP” sebagai simbol “Budaya Perushaan” menjadi huruf dalam kata yang bermakna, maka dapat dirumuskan BUDAYA PERUSAHAAN sebagai suatu kekuatan dalam daya kemauan yang kuat untuk membangun keinginan menjadi pendorong dan penuntun dalam bersikap dan berperilaku sebagai pedoman dalam POLA PIKIR. POLA PIKIR adalah menjalankan (P)rinsip-prinsip dalam meng-(O)rganisir daya kekuatan pikiran ke dalam konsepsi dimana (L)tihan menjadi (A)ktualisasi membentuk wujud (P)embenaran dengan pemanfaatan (I)ntelegensia sebagai suatu (K)ekuatan yang di-(I)ntergrasikan secara (R)asional. Dengan demikian dapat kita rumuskan bahwa IBP sebagai simbol Budaya Perusahaan adalah Kebersamaan dalam membangun Pola Pikir agar makna INTI, BUMI, PERKASA sebagai nilai-nilai primer yang tersusun dari ungkapan kata bermakna menjadi pedoman dalam bersikap dan berprilaku kedalam gaya baru. 13. KEPUTUSAN STRATEGIK DALAM BUDAYA IBP Untuk mewujudkan kesamaan dalam pola pikir, perlu dirumuskan keputusan strategik dalam budaya IBP yang mengungkapkan VISI DALAM SIKAP dan MISI DALAM PERILAKU, TUJUAN, STRATEGI harus jelas dirumuskan. VISI BUDAYA IBP DALAM SIKAP adalah membangun CITRA kepuasan bagi stakeholders dengan BUDAYA mengembangkan kepemimpinan kolaborasi dengan ARAH sikap positip dengan nilai INTI, BUMI, PERKASA dengan TUJUAN menyatukan ksamaan berpikir dan bertindak yang terpola. MISI BUDAYA IBP DALAM PERILAKU adalah kebiasaan untuk MEMPERHATIKAN suasana mengkomunikasi kehangatan dalam suara hati dengan memberikan untuk MEMBIMBING dalam mengkomunikasikan kepercaaan dan keyakinan kedalam antisipatif berdasarkan ANALITIS dalam mengkomunikasikan fakta dan gagasan dalam kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan tantangan secara EKSPRESIF berdasarkan intuitif, kreatif, spontan dan brsemangat. TUJUAN BUDAYA IBP adalah Membangun kebersamaan dalam bersikap dan berperilaku. Menuntun bagi setiap orang merasa memiliki dalam berkonstribusi Menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan individu Mengatasi resistensi dalam mengikuti perubahan Melaksanakan secara konsisten, berkesinambungan dan terbuka dalam mewujudkan visi dan misi. STRATEGI BUDAYA IBP adalah Strategi mengelola berdasarkan budaya perusahaan yang responsip Strategi mengelola berdasarkan perubahan yang berencana Strategi mengelola berdasarkan iklim organisasi yang kondusif Strategi mengelola berdasarkan pemanfaatan teknologi informasi Strategi mengelola berdasarkan lingkngan belajar berkelanjutan 14. PERAN DAN UNSUR BUDAYA Unsur dan pengaruh peran budaya untuk membangun, mewujudkan, membina dan mengembankan sumber daya manusia yang memiliki karekteristik kedalam sikap dan perilaku diperlukan landasan budaya kedalam suatu pemahaman yang mendalam. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemahaman bahwa budaya menjadi satu kekuatan untuk menyatukan cara pandang serta cara bertindak dalam menyelaraskan dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan ditengah lingkungan yang selalu berubah. Dengan pemahaman konsepsi budaya yang dapat diterima semua pihak dalam komunitas yang bersangkutan akan menuntun sikap dan perilaku secara terpola dalam mewujudkan prima dalam karsa dan sadar dalam karya artinya : Prima Dalam Karsa : • Setiap manusia memiliki komitmen dalam pekerjaan • Komitmen membangun kebanggaan dalam berkomunitas • Komunitas memiliki komitmen tidak menunggu komando • Tidak perlu kontrol yang ketat dalam mewujudkan mutu kerja • Setiap komunitas memiliki komitmen kepribadian poaktif • Mengelola berbasis budaya berarti meningkatkan poduktivitas Sadar Dalam Karsa : • Sikap sadar dalam karya melahirkan disiplin tidak semu • Dengan disiplin komunitas mengenal konstribusi perannya • Menumbuhkan nilai2 kreativitas, inovatif, proaktif, produktif • Memanfaatkan kesadran, kecerdasan dan akal menghindari masalah • Komunitas merasa dalam kehidupan akan selalu merasa memiliki keunggulan dalam kahliannya. Bertitik tolak dari apa-apa yang diutarakan diatas, maka usaha-usaha untuk mendalami unsur kedalam konsepsi budaya dari suatu komunitas adalah hal-hal yang menyangkut : NILAI, dalam arti apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik dan apa yang lebih benar atau yang kurang benar. Nilai budaya dapat berbentuk disipilin murni, kreatif, kepuasan bersama, profesional, poaktif, kerjasama, adaptif, tabah, menghargai waktu, jiwa pelayanan ikhlas. NORMA, dalam arti aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur penilaian. Atau dapat juga dikatakan norma adalah aturan yang mengikat sebagai panduan , tatanan dan kendali tingkah laku individu dalam suatu komunitas. Seluruh peraturan yang diterbitkan harus dijiwai oleh nilai-nilai yang disepakati bersama sebagai tuntunan dalam bersikap dan berperilaku. WEWENANG,dalam arti kemampuan untuk mngambil keputusan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Wewenang adalah kekuasaan yang syah untuk melaksanakan peranan sesuai dengan jabatan untuk mewujudkan harapan-harapan selaras dengan budaya komunitas. Wewenang merupakan wahana untuk memasyrakatkan nilai-nilai dan norma-norma dalam budaya dari suatu komunitas. GANJAR, dalam arti imbalan yang diberikan secara wajar dan adil baik bersifat finansial, maupun non-finasial. Atau dengan kata lain ganjar adalah mbalan dalam bentuk penghargaan atau prestasi positip atau hukuman atas prestasi negatif. Dengan memperhatikan peranan dan unsur budaya, maka pada saat ia memahami masa kini berarti ia dapat menangkap pengalaman masa lalu. Sejalan dengan itu ia mengharapkan masa depan yang lebih baik dari masa kini, oleh karena iu, ia tidak dapat melepaskan arti berpikir , bekerja dan belajar berlandaskan pemahaman BUDAYA sebagai perekat dalam kebersamaan bersikap dan berperilaku dari komunitas itu sendiri yang telah diyakini dan dipercaya oleh mereka. Konsepsi inilah yang harus dibangun secara formal. Dengan demikian maka pokok-pokok pikiran diatas setiap insan PT. INTI BUMI PERKASA sesuai dengan peran yang dipikulnya harus mampu mengaktualisasikan sikap dan perilaku yang produktif menjadi suatu kebiasaan kedalam suatu pola kepemimpinan dalam organisasi yang menuntun dalam pola berpikir yang mencakup : • Menghadapi tantangan • Mengelola fungsi otak • Memanfaatkan alat pikiran dalam otak • Memahami paradigma abad baru • Membangun kebiasaan yang produktif • Mengaktualisasikan dalam pola pikiran • Membangun interpensi yang terarah • Mengembangkan prinsip-prinsip kepemimpinan • Membangun sikap dan perilaku yang berkelanjutan. Salah satu unsur BUDAYA yang memainkan peranan penting adalah yang terkait dengan NILAI. Pada bagian yang terdahulu telah kita ungkapkan bahwa dengan menguraikan dari pemahamn huruf dalam kata INTI, BUMI, PERKASA, menjadi satu kekuatan dalam membangun budaya dari pemahaman unsur kata sebagai NILAI NILAI PRIMER sebagai penggerak dalam kebiasaan berpikir yang menuntun kedalam sikap dan perilaku yang terpola. Untuk mendukung kekuatan kebiasaan berpikir yang disebutkan sebagai nilai primer agar menuntun dalam bersikap dan berperilaku dalam bagian kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi satu kekuatan

NILAI NILAI SEKUNDER yang juga akan dapat mempengaruhi dalam pola pikir bagi stakeholders, sejalan dengan pemikiran ini sesuai dengan Bangsa Indonesia dapat menerima 45 butir nilai-nilai yang telah dirumuskan dari PANCASILA dan diajarkan kedalam lapisan masyarakat, bahwa nilai-nilai tersebut menjadi acuan dalam usaha untuk merumuskan norma sebagai unsur kedua dalam berbudaya yang mencakup : KETUHANAN YANG MAHA ESA • Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. • Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Agama dan Kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. • Membina kerukunan hidup di antara sesame umat beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. • Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercaya dan diyakininya. • Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keercayaan masing-masing. • Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB • Mengakui memperlakukan manusia ssuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. • Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia , tanpa membeda-bedakan suku, keurunan, agama, kepercayaan , jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. • Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. • Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira. • Mengembangkan sika tidak semena-mena terhadap orang lain. • Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. • Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. • Berani membela kebenaran dan keadilan. • Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh ummat manusia. • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjsama dengan bangsa lain. PERSATUAN INDONESIA • Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan. • Sanggub dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan bangsa apabila diperlukan. • Mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa. • Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. • Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian dan keadilan sosial. • Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinika Tunggal Ika. • Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN • Sebagai warga Negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. • Tidak boleh memksakan kehendak kepada orng lain. • Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. • Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. • Menghormati dan menjunjung tinggi keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. • Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. • Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. • Musyawarah dilakukan dengan akal yang sehat dan ssuai denganhati nurani yang luhur. • Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan pesatuan dan kesatuan dem kepentingan bersama. • Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA • Mengembangkan Perbuatan yang luhur,, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongan-royongan. • Mengembangkan sikap adil terhadap sesame. • Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. • Menghormati hak orang lain. • Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. • Tidak menggunakan hak milik usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. • Tida menggunakan hak milk untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. • Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atau merugikan kepentinga umum. • Suka bekerja keras. • Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemanusiaan da kesejahteraan bersama. • Suka melakukan kegiatan dalam angka mewujudkan kemajan yang merata dan keadilan soisial. Uraian diatas menegaskan kembali kepada kita bahwa “Mengelola Organisasi Berbasiskan Budaya Perusahaan”, merupakan satu keputusan strategik yang harus diambil sebelum melangkah dalam perjalanan hidup perusahaan untuk menata iklim organisasi, gaya kepemimpinan dan kinerja kedalam satu kerangka berpikir untuk merumuskan membangun budaya perusahaan. Jadi dengan merumuskan budaya perusahaan, diharapkan terjadi satu proses kedalam sistem dimana sikap dan perilaku yang dijunjung oleh komitmen dalam kebersamaan untuk mewujudkan kepemimpinan kolaboratif sebagai daya dorong untuk memberikan wadah pemberdayaan yang efektif. Mengapa kita perlu merumuskan kedalam norma, karena dibutuhkan aturan yang tegas setiap warga merasakan keterikatan dalam bersikap dan berperilaku sebagai tuntunan agar ia menggerakkan kemampuan berpikir dalam pemanfaatan kesadaran, kecerdasan dan akal yang sejalan dengan kebutuhan orang banyak, bukan sekedar memenuhi kebutuhan pribadi dan kelompok. Pengalaman sampai saat ini telah menunjukkan bahwa pembangunan yang tidak mempehatikan demensi manusia telah memperlihat realisasi yang di amanatkan dalam UUD ’45 jauh dari harapan, bahkan dapat menimbulkan konflik yang berkepanjangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, pengalaman tersebut ingin menunjukkan bahwa dengan mendalami arti pengalaman sebagai guru terbaik, maka ia dapat menjadi daya dorong untuk menumbuhkan prinsip dalam perjalanan hidup warga dalam berbangsa dan bernegara yaitu apa yang kita sebut dengan prinsip dapatkah kita melepaskan diri dari kebiasaan yang menjadi sikap dan perilaku warga dapat berubah mengenai “ Kiblat kepada atasan daripada prinsip kiblat kepada karya yang diridhoi oleh Allah Swt”. Inilah satu kenyataan dalam hidup berbangsa dan bernegara yang telah menjerumuskan bangsa kita. Dengan wawasan nilai dirumuskan kedalam norma, timbul imajinasi bagi kita dari sekulimit pengelaman diatas, tak lain ingin menunjukkan bahwa ada yang berpendapat bahwa perubahan yang terkait dengan lapisan nilai yanng mencakup budaya berbangsa dan benegara, kekuasaan politik, sistem keyakinan individu merupakan hal-hal yang sangat sulit terhadap perubahan yang tidak jelas.

D. MEMBANGUN BUDAYA IBP YANG KUAT DAN SEHAT 15. MERUMUSKAN BUDAYA IBP DALAM SISTEM Sejalan dengan daya kemauan yang kuat sebagai landasan untuk merumuskan budaya yang kuat dan sehat sangat ditentukan oleh peran kepemimpinan dalam mempengaruhi perubahan kedalam suatu sistem dalam merumuskan BUDAYA IBK yang dipahami kebersamaan dalam pandangan yang mencakup : INPUT DALAM BUDAYA IBK, dalam sistem dimaksudkan memberikan pemahaman kedalam pokok-pokok pikiran yang telah diuraikan dalam bagian A, B, C untuk mendorong kedalam pemahaman, betapa pentingnya keberadaan Budaya Perusahaan dalam suatu organisasi formal sebagai penuntun dalam membentuk sikap dan perilaku yang terpola kedalam suatu pola pikir baru yang perlu kita pahami bersama agar terbentuk sudut pandang dalam kebersamaan. PROSES DALAM BUDAYA IBK, dengan bertolak dari input, maka pikiran untuk pemahaman dalam pengelolaan dalam pikiran menjadi suatu keinginan menjadikan satu kebiasaan dalam proses untuk merumuskan karekteristik kedalam sikap dan perilaku sebagai individu, kelompok dan organisasi diperlukan pula pemahaman atas hal-hal yang ita ungkapkan dibawah yaitu menyangkut : Pertama, yang terkait dengan pemahaman atas pikiran yang dapat mempengaruhi dalam proses berpikir yaitu 1) Sejauh mana setiap pemain peran apapun dalam organisasi formal menjadi kreatif individu dan kelompok kedalam usaha-usaha mendorong menjadi inovasi organisasi dan siap mngambil resiko ; 2) Seiap pemain peran memiliki daya kemauan untuk fokus kedalam presisi, analisis dan perhatian dalam hal-hal yang rinci ; 3) Berpikir kedalam orientasi hasil ; 4) Berpikir kedalam orientasi sumber daya manusia ; 5) Berpikir kedalam mewujudkan mimpi dalam suatu tim ; 6) Berpikir kedalam kebiasaan agresif dan kompetitif ; 7) Berpikir dalam kesiapan untuk kemantapan. Kedua, yang terkait dengan pedoman utama dalam sikap dan perilaku terpola, apa yang kita sebut dengan 1) Prinsip pembinaan diri sendiri ; 2) Prisip pembinaan berkelanjutan ; 3) Prinsip kejelasan peran dalam tugas masa depan ; 4) Prinsip tingkat kesiapan ; 5) Prinsip internalisasi dan individuasi ; 6 Prinsip sosialisasi ; 7) Prinip konsistensi dan koherensi ; 8) Prinsip sebab dan akibat ; 9) Prinsip intergrasi ; 10) Prinsip lingkungan yang kondusif ; 11) Prinsip komprehensif ; 12) Prinsip obyektivitas ; 13) Prinsip ntervensi. Ketiga, yang terkait dalam kebiasaan berpikir dalam kerangka „Ketaatan“ dan dalam berpikir „Positip“ dalam usaha mlepaskan diri dari kebiasaan berpikir „maksiat“ dan berpikir Negatif. OUTPUT DALAM BUDAYA IBK, merumuskan budaya yang kuat dan sehat dalam sistem ketebukaan secara formal dengan dukungan dari seluruh pemain peran dalam organisasi. 16. KEBIJAKSANAAN DAN PROGRAM Sejalan dengan kejelasan dalam pemahaman atas peran dan unsur dalam budaya yang telah diungkapkan pada bagian terdahulu, maka untuk melaksanakan seperangkat strategi yang telah digariskan diperlukan rumusan yang jelas yang terkait kedalam kebijaksanaan dan program untuk melaksanakan transformasi kedalam sikap dan perilaku. Timbul pertanyaan „mengapa harus dimulai dari membangun „konsepsi budaya“ sedangkan kitapun menyadari bahwa membutuhkan waktu dalam mentransformasikan karena hal-hal yang tak dapat diraba dan tidak terlihat sehingga diperlukan pemahaman atas peran Berbudaya seperi yang telah kita utarakan sebelumnya. Oleh karena itu, bila kita mengakui perlunya perubahan yaitu menetapkan secara formal BUDAYA maka mereka sebagai warga dari suatu komunitas, sehingga diharapkan adanya pemahaman yang dapat mendorong perubahan dalam berpikir yang menyangkut hal-hal sebagai berikut : • Manusia dan intelektual adalah unsur sentral dalam keberhasilan. • Konsepsi berbudaya menekankan peran utama manusia • Teknik manajemen dan strategi yang baik tidak ada artinya apabila dalam Berkomunitas tidak memiliki orang-orang yang punya komitmen yang kuat untuk merealisasikan keputusan yang ditetapkan. • Pengalaman menunjukkan bahwa keunggulan yang diraih oleh negara industri baru dan Jepang adalah konsekwensi dari budaya kerja yang diyakini oleh para pekerja. • Suatu komunitas yang memperhatikan unsur budaya yang diformalkan dalam pemahaman manusia dan intelektual akan mengembangkan budaya yang kuat. • Karena itu dalam membangun suatu komunitas yang baik adalah dilengkapi dengan dimensi konsepsi budaya yang kuat. Dengan berpedoman pokok pikiran diatas, maka pelaksanaan : • Strategi mengelola berdasarkan budaya perusahaan yang responsip, maka kebijaksanaan yang harus dirumuskan adalah hal-hal yang menyangkut „Peran dan Tanggung Jawab“ • Strategi mengelola berdasarkan perubahan yang berencana, maka kebijaksanaan yang harus dirumuskan adalah harus ada kejelasan keputusan strategik yang akan dikomunikasikan. • Strategi mengelola berdasarkan iklim organisasi yang kondusif, maka kebijaksanaan yang harus dirumuskan adalah hal-hal yang terkait dengan kekuatan daya dorong kedalam motivasi, prestasi dan kepuasan kerja. • Strategi mengelola berdasarkan pemanfaatan teknologi informasi, maka kebijaksanaan yang harus dirumuskan adalah hal-hal yang terkait kedalam sistem keterbukan, komunikasi dan akuntabilitas. • Strategi mengelola berdasarkan lingkungan belajar terus menerus, maka kebijaksanaan yang harus dirumuskan adalah hal-hal yang terkait dengan peningkatan kompetensi. Bertolak dari rumusan kebijaksanaan diatas, maka sebagai langkah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dirumuskan kedalam program-program kerja.

17. MENDALAMI JIWA KEPEMIMPINAN DALAM BUDAYA Keberhasilan membangun budaya sangat bergantung dari kebiasaan pikiran yang digerahkan oleh peran kepemimpinan yang mampu mempengaruhi sikap dan perilaku komunitas organisasi. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mempengaruhi secara terfokuskan hal-hal yang terkait dengan keinginan dalam membangun budaya yaitu : • Kebiasaan dalam menciptakan rasa aman artinya kebiasaan yang harus dibangun kedalam karekteristik yang disebut dengan TERBUKA mendorong menjadi rasa aman, membumi, mapan, stabil, partisipatif awas secara fisik, menyumbang, rasa memiliki dan terhubungan ; TERKUNCI menjadi tida aman, keras kepala, kaku, menolak perubahan, mandek, tidak berpijak di tanah, banyak tingkah, terisolasi, minim identitas dan ekslusif. • Kebiasaan dalam memotivasi artinya kebiasaan yang harus dibangun kedalam karekteristik dengan TERBUKA mendorong kreatif, mandiri, akrab secara fisik dan emosi, dinamis dan berani mengambil resiko ; TERKUNCI menjadi penghargaan diri rendah, takut dan bosan, frustras, terlalu memanjakan diri, statis, kreativitas rendah, tidak berani mengambil resiko, tergantung dengan orang lain. • Kebiasaan dalam berbagi pikiran artinya kebiasaan yang harus dibangun kedalam karekteristik dengan TERBUKA menjadi kuat, menentukan dri sendiri, antusias, tegas, otonom, percaya diri, bertujuan asertif, membangkitkan semangat dan berani ; TERKUNCI menjadi rendah diri, suka menyalahkan, merasa diri sebagai korban, tundk, kasar, takut, jengkel, merasa malu dan bersalah, agresif dan tidak peka. • Kebiasaan dalam kasih sayang artinya kebiasaan yang harus dibangun kedalam karekteristik dengan TERBUKA memaafkan, berbelas kasih, berani, mempercayai, bersyukur, peduli, menerima diri sendiri, bebas, kegembiraan dan kebahagian. ; TERKUNCI menjadi kesepian, suka menyendiri, menyalahkan diri sendiri, dendam, getir, cemburu, putus asa, ketidakpercayaan, memperlihatkan kebencian. • Kebiasaan dalam menyerukan kebenaran artinya kebiasaan yang harus dibangun kedalam karekteristik TERBUKA menjadi jujur, autentik, terintergrasi, dapat mengungkapkan diri, dapat membaur, inovatif dapat menyesuaikan diri, berkomitmen, pendengar yang baik ; TERKUNCI menjadi menahan diri, secara emosional tidak ekspresif, hati-hati, tidak jujur, ragu-ragu, sembrono, dangkal, sulit berkomitmen, keyakinan pribadi tidak jelas dan sinis. • Kebiasaan dalam mempercayai intuisi artinya kebiasaan yang harus dibangun kedalam karekteristik TERBUKA menjadi intuitif, imajinatif, bijak, visioner, dapat melihat masa depan, memahami kebenaran yang tersembunyi, berpikiran terbuka ; TERKUNCI menjadi berpikiran sempit, berpikir obsesif, daya pengliatan smpit, sulit mempercayai orang lain, tidak logis , kaku • Kebiasaan dalam menghormati misteri kehidupan artinya kebiasaan yang harus dibangn kedalam karektristik TERBUKA menjadi sadar, menginspirasi, endah hati, dapat meramalkan, taat, terbebaskan dan hening.

18. BUDAYA YANG KUAT DAN SEHAT Kelangsungan daur hidup PT. INTI BUMI PERKASA kedalam posisi yang prima sangat ditentukan oleh kemampuan mengelola bisnis berbasiskan budaya perusahaan yang kuat dan sehat. Dalam hal ini ada hal-hal yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian sebelumnya melalui pemahaman apa yang kita sebut dengan iklim organisasi , gaya kepemimpinan dan kinerja untuk dipahami terlebih dahulu karena ia merupakan faktor penentu dalam keberhasilan atas perubahan dalam mentrasformasi usaha-usaha memangun Budaya perusahaan yang dapat diaktualisasikan dalam kehidupan. Secara singkat hal-hal tersebut dapat kita uraikan lebih lanjut dengan memperhatikan kesenjangan dari pola pikir lama menuju ke pola pikir baru kedalam bersikap dan berperilaku sebagai berikut : Iklim organisasi : Adalah suasana hubungan antar individu dan atau kelompok dalam kebersamaan atas dasar nilai-nilai yang telah disepakati sehingga diperlukan adanya iklim organisasi yang kondunsif sehingga dapat memberikan daya dorong kedalam motivasi, prestasi dan kepuasan kerja. Wujud dari iklim organisasi yang kondusif dapat ditunjukkan dengan adanya ciri-ciri sbb. : • Kejelasan dengan tanggung jawab artinya seperti tiap individu merasa diberi tanggung jawab dalam menjalankan peran. • Kejelasan sasaran kerja artinya setiap individu mengertia apa yang harus dikerjakan dan bagaimana melaksanakan serta kepada siapa ia harus melaporkannya. • Kejelasan penilaian kerja artinya setiap individu memperoleh umpan balik dari apa yang dikerjakan sesuai dengan perannya. • Adanya tantangan kerja bagi stiap individu dalam melaksanakan kerja. • Adanya bimbingan kerja bagi setiap individu. • Adanya keinginan untuk bekerja keras. • Adanya penghargaan untuk individu yang berprestasi. • Kejelasan karir di masa depan. • Adanya pengakuan dari atasan dan teman sejawat. • Adanya keluwesan dalam melaksanakan pekerjaan. • Kejelasan dalam pengambilan resiko untuk setiap peran . • Adanya keterbukaan artinya setiap individu merasa bahwa manajemen dan lingkungan kerja sifatnya terbuka. • Adanya keakraban hubungan kerja secara harmonis. • Adanya sikap toleran artinya kesadaran tiap individu mempertimbang saran yang diberikan. • Adanya kepedulian artinya setiap individu peduli atas masalah yang timbul dan berusaha mencari jalan pemecahannya. • Adanya rasa memiliki artinya setiap individu merasa terikat dalam organisasi berbangsa dan bernegra bukan diikat. • Adanya kerja sama yang akrab dalam organisasi berbangsa dan bernegara berdasarkan kepemimpinan kolaboratif • Adanya saling percaya mempercayai dalam melaksanakan pekerjaan yang terkoordinasi. Gaya Kepemimpinan : Gaya kepemimpinan adalah sikap dan perilaku seorang pemimpin dengan kepemimpinannya mempengaruhi orang lain dalam mewujudkan keputusan dalam kerangka mewujudkan persfektif, posisi dan performansi yang telah ditetapkan dalam struktur organisasi formal PT.INTI BUMI PERKASA Pada umumnya bila kita membicarakan gaya kepemimpinan, maka terdapat kecenderungan untuk mengatakan dua kutub, disatu sisi disebut dengan autokratik (direktif) yang biasanya dikaitkan dengan penggunaan otoritas atas dasar posisi dan disisi lain disebut dengan demokratik (suportif) dikaitkan dengan personalitas dan keikutsertaan pengikut atau bawahan dalam proses pengambilan keputusan. Dilihat dari bentuk-bentuk kepemimpinan yang efektif terdapat pada gaya : • Gaya Eksekutif adalah suatu gaya yang mengaktualisasikan sikap dan perilaku melalui penggunaan orientasi hubungan kemanusiaan dan tugas yang tinggi. • Gaya Developer adalah suatu gaya yang mengaktualisasikan sikap dan perilaku melalui penggunaan oreintasi hubungan kemanusiaan. • Gaya Benevolent Autokrat ialah suatu gaya yang mengaktualisasikan sikap dan perilaku melalui penggunaan oreintasi tugas. • Gaya Birokrat ialah suatu gaya yang mengaktualisasikan sikap dan perilaku melalui penggunaan oreintasi hubungan kemanusiaan dan tugas yang rendah. Bentuk-bentuk gaya kepemimpinan yang tidak efektif adalah : • Gaya kompromi adalah suatu gaya yang mengaktualisasikan sikap dan perilaku melalui penggunaan oreintasi hubungan kemanusiaan rendah dan tugas yang tinggi. • Gaya Misionari ialah suatu gaya yang mengaktualisasikan sikap dan perilaku melalui penggunaan oreintasi hubungan kemunusiaan yang tinggi dan oreintasi tugas yang rendah. • Gaya Otokrat ialah suatu gaya yang mengaktualisasikan sikap dan perilaku melalui penggunaan oreintasi tugas yang tinggi dan oreintasi hubungan kemanusiaan yang rendah. • Gaya Deserter ialah suatu gaya yang mengaktualisasikan sikap dan perilaku melalui penggunaan oreintasi tugas dan hubungan kemanusiaan yang rendah. Kinerja : Kinerja dapat diartikan kemampuan seseorang / unit kerja / perusahaan untuk meraih prestasi yang terbaik. Prestasi yang terbaik ditentukan oleh pengukuran job performance, oleh karena itu dalam melakukan penilaian atas prestasi kerja sangat tergantung pada kreteria-kreteria yang dalam hal ini baik kedalam bentuk standard yang obyektif (kuantitatif) maupun dalam bentuk pertimbangan subjektif (kualitatif). Jadi dalam mengembangkan pemahaman kinerja sebagai output dari efesiensi, efektif dan mutu, maka perlu diperhatikan dalam membangun budaya perusahaan bahwa kinerja dan motivasi merupakan dua muka dari satu mata uang. Oleh karena itu motivasi diwujudkan dengan membudayakan budaya perusahaan secara berkelanjutan. Dengan uraian diatas maka untuk meraih kinerja terbaik diperlukan adanya peningkatan motivasi kerja, sehingga dapat pula kita menjelaskan bahwa performance kerja pada garis besarnya oleh dua hal yang pertama faktor-faktor individu itu sendiri yang menjalankan tugas dan kedua faktor-faktor lingkungan Uraian diatas menegaskan kembali kepada kita bahwa “Mengelola Organisasi Berbasiskan Budaya Perusahaan”, merupakan satu keputusan strategik yang harus diambil sebelum melangkah dalam perjalanan hidup perusahaan untuk menata iklim organisasi, gaya kepemimpinan dan kinerja kedalam satu kerangka berpikir untuk merumuskan membangun budaya perusahaan. Jadi dengan merumuskan budaya perusahaan, diharapkan terjadi satu proses kedalam sistem dimana sikap dan perilaku yang dijunjung oleh komitmen dalam kebersamaan untuk mewujudkan kepemimpinan kolaboratif. Budaya IBP Secara Strategik Dapat Dipertanggung Jawabkan : Simbol IBP sebagai Budaya Perusahaan merupakan keputusan strategik yang dapat dipertanggung jawabkan sejalan dengan hal-hal yang terkait dengan iklim organisasi yang dibangun, peran gaya kepemimpinan yang harus dibangun dan kejelasan harapan kinerja. Budaya IBP Yang Adaptif : Kesiapan beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang sejalan dengan kebiasaan untuk mengoptimalkan kinerja dengan pendekatan siap menanggung resiko, percaya dan proaktif terhadap kehidupan organisasi dan individu. Dengan kejelasan rumusan Budaya Perusahaan yang kuat dan sehat menjadi satu kebutuhan dalam membangun kebersamaan dalam bersikap dan berperilaku yang terpola. Salah satu unsur penting dalam membangun kesiapan peran dalam pola kepemimpinan yang bersikap dan berperilaku terpola adalah kejujuran merupakan suatu kebijakan dalam bisnis yang tidak perlu beruah atau disesuaikan dengan waktu. Oleh karena itu dengan terbangunnya budaya perusahaan yang kuat dan sehat berarti juga telah terbangun adanya kepemimpinan dalam sistem keterbukaan yang mendorong pemahaman kita bahwa menilai keberhasilan setiap orang yang berada dalam organisasi dengan berapa tinggi ia memanjat, tetapi dengan seberapa tinggi ia dapat melambung kembali saat terjatuh ke bawah. Dengan demikian maka peran budaya perusahaan yang kuat dan sehat menuntun keberhasilan lebih sering dimiliki oleh orang yang berani melakukan dan amat terlalu jarang akan dimiliki oleh orang yang takut dengan konsekuensi dalam mengikuti proses perubahan. Jadi dengan pengakuan kebersamaan dalam budaya perusahaan yang kuat dan sehat berarti juga menggambarkan tidak ada resep misterius untuk mewujudkan keberhasilan sebab keberhasilan adalah hasil dari persiapan matang , kerja keras dan kesediaan belajar pada kesalahan.

    BUKU PANDUAN BUDAYA ORGANISASI YANG KUAT DAN SEHAT

 BAGI AKTIVIS – ANGGOTA LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT

 GERAKAN MASYARAKAT BAWAH INDONESIA

 A. MAKNA LOGO LSM G.M.B.I

 

1. Lambang organisasi mewujudkan pencerminan dari :

  1. Lambang benbentuk bulat mencerminkan perjuangan yang terus menerus tiada henti.
  1. Panah yang lurus mencerminkan tekad yang kuat dan kokok dalam pendirian
  1. Jumlah panah mencerminkan 1. Tekad untuk berjuang dan mengabdi kepada bangsa dan negara. 2. tekad untuk menjaga, menjalin kesatuan dan dan keutughan bangsa. 3. Tekad untuk selalu mementingkan bangsa dan negara diatas semua kepentingan.

2. Warna lambang mewujudkan percerminan dari :

  1. Warna hitam dalam bendera mencerminkan nuansa religius.
  1. Warna putih mencerminkan niat yang ikhlas dan suci dalam melaksanakan perjuangan
  1. Warna hijau mencerminkan kejujuran dalam menuangkan tulisan.
  1. Warnah merah mencerminkan keberanian dalam bertindak
  1. Warna biru mencerminkan kesetiaan, loyalitas bersama rakyat.

3. Tiga pegangan buat aktivis dan atau anggota GMBI

  1. Bahagia dan sa’adah hanya akan dirasakan oleh orang yang membela KEYAKINAN, KEBENARAN, DAN KEADILAN.
  1. Kemenangan dan kejayaan hakiki akan diberikan kepada para pejuang yang RELA BERKORBAN, KUAT MENAHAN PENDERITAAN dan KEPAPAAN.
  1. Tegaklah dengan KEYAKINAN dan PERJUANGAN KARENA makna hidup dan GUNA HIDUP terletak pada KEYAKINAN dan PERJUANGAN.

B. MOTO PERJUANGAN LSM GMBI

Menciptakan kader anak bangsa BERMORAL, PINTAR, SOLID dan BERANI

 C. GMBI. SEBUAH SIMBOL PERUBAHAN

(G)elorakan kekuatan (E)mosional positif (R)akyat yang ber (A)gama sebagai (K)ekuatan dari (A)nak (N)egara.

(M)anuia sebagai makhluk allah memiliki (A)mbisi mewujudkan ke (S)ejahteraan untuk mendorong kedalam ke (Y)akinan sejalan dengan kekuatan (A)qidah yang dianut sebagai (K)arekter dalam menjalankan (A)manah berdasarkan kehendah (T)uhan yang maha esa.

(B)asis kekuatan (A)nggota sebagai (W)arga  (A)nak bangsa indonesia untuk (H)idup ditanah air sendiri

(I)ntergritas sebagai kekuatan (N)asionalisme membangun (D)emokrasi yang sejalan dengan (O)rang berdasarkan (N)aluri, (E)mosi dan (S)osial berlandaskan kekuatan (I)nteletual  dan ber (A)dab

Bila 31 HURUF GMBI  disatukan kedalam kalimat yang bermakna, maka menjadi kebiasan dalam bersikap dan berperilaku dalam mewujudkan mimpi bersama kedalam TIM KERJASAMA menjadi :

(G)ELORAKAN kekuatan (E)mosional positif (R)akyat yang ber (A)gama sebagai (K)ekuatan dari (A)nak (N)egara indonesia selaku (M)ANUSIA sebagai makhluk allah memiliki (A)mbisi mewujudkan ke (S)ejahteraan untuk mendorong kedalam ke (Y)akinan sejalan dengan kekuatan (A)qidah yang dianut sebagai (K)arekter dalam menjalankan (A)manah berdasarkan kehendah (T)uhan yang maha esa kedalam (B)ASIS kekuatan sebagai (A)nggota  (W)arga (A)nak bangsa indonesia untuk  (H)idup ditanah air sendiri kedalam prinsip (I)NTERGRITAS sebagai kekuatan (N)asionalisme membangun (D)emokrasi yang sejalan dengan (O)rang berdasarkan (N)aluri, (E)mosi dan (S)osial berlandaskan kekuatan (I)inteletual  dan ber (A)dab

D. IKRAR JANJI AKTIVIS – ANGGOTA LSM G.M.B.I.

1. Kami,  Keluarga Besar GMBI (GERAKAN MASYARAKAT BAWAH INDONESIA) adalah sebagai Manusia yang bergabun dalam kumpulan atau disebut organisasi LSM yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kami, keluarga besar GMBI (GERAKAN MSYARAKAT BAWAH INDONESIA) siap bela BELA NEGARA sebagai perwujudan Anak Bangsa yang berdaulat, bermatabat dan merdeka demi terwjudnya NKRI (NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA) SEBAGAI HARGA MATI.

3. Kami, Keluarga Besar GMBI (GERAKAN MASYARAKAT BAWAH INDONESIA) Menyatakan Sikap dan BERKOMITMEN bahwa PANCASILA  adalah falsafah Berbangsa dan Bernegara sebagai Kpribadian  yang Berdaulat, Bermatabat, Adil serta menjunjung Keaneka Ragaman sesuai BHINEKA TUNGGAL IKA . Berbeda-beda tapi satu.

4. Kami Keluarga besar GMBI (GERAKAN MASYARAKAT BAWAH INIDONESIA) Akan Taat, Patuh, Loyal,  terhadap Lembaga  tertinggi GMBI  sebagai pendiri dan GMBI keseluruhan sebagai wujud mengembangkan sayap : MENGEDEPANKAN PERJUANGAN MENGANGKAT HARKAT  DAN MARTABAT MASYAAKAT BWAH KHUSUSNYA  UMUMNYA MASYARAKAT INDONESIA MENUJU SEJAHTERA ATAS DASAR KEKELUARGAAN GOTONG ROYONG YANG DILANDASI AMANAH, AMALIAH DAN ISTIQOMAH serta siap dengan dengan segala resiko melaksanakan AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR (tegakkan kebenaran dan berantas kedholiman / kejahatan / penindasan.

5. Kami keluarga Besar GMBI 9GERAKAN MASYARAKAT BAWAH INIDONESIA) Akan tunduk serta patuh kepada aturan  Anggaran Dasar dan Rumag Tangga, Program Umum , Peraturan Organisasi, Kpuusan Lembaga Tertinggi, Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, juga tetap SETIA BELA PANCASILA, SETIA PADA PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 mengutamakan KERJA KERAS, JUJUR DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM MELAKSANAKAN PEMBAHARUAN DAN PEMBANGUNAN UNTUK MELETAKKAN PERAN SERTA MASYARAKAT DI NKRI sebagai BELA NEGARA.

E. GMBI SIMBOL BUDAYA ORGANISASI

1. GMBI yang terdiri empat huruf sebagai simbol budaya organisasi menjadi huruf yang bermakna sebagai suatu kata pendorong dalam bersikap dan berperilaku bagi Aktivis dan Anggota LSM GERAKAN MASYARAKAT BAWAH INDONESIA bahwa :

GERAKAN mengandung arti suatu gerakan melaksanakan perubahan dari pola pikir lama ke pola pikir baru dalam memecahkan kesenjangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

MANUSIA mengandung arti sebagai khalifah di bumi berusaha terus menerus membangun kekuatan pikiran dalam KETAATAN dalam hubungan dengan Allah Swt dan berpikir positif dalam hubungan dengan manusia lainnya.

BAWAH  mengandung arti basis   kekuatan sebagai anggota  warga anak bangsa indonesia untuk  hidup ditanah air sendiri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

INDONESIA mengandung arti intergritas sebagai kekuatan dalam nasionalisme membangun demokrasi yang sejalan dengan orang berdasarkan naluri, emosi dan sosial berlandaskan kekuatan intelektual  dan beradab.

BUDAYA LSM GMBI adalah wujud sikap dan perilaku sebagai Manusia Indonesia Seutuhnya dalam kemampuan memanfaatkan kesadaran, kecerdasan dan akal kedalam usaha mengaktualisasikan  makna Budaya Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia sebagai pedoman yang harus dianut selaku Aktivis – Anggota

2. VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DALAM BUDAYA LSM GMBI

Kesamaan VISI DALAM SIKAP dan MISI DALAM PERILAKU dalam BUDAYA LSM GMBI dengan tuntunan NILAI, NORMA, WEWENANG, dan GANJAR secara jelas dirumuskan.

Oleh karena itu Visi Dalam Sikap menggambarkan persfektif perjalanan hidup yang abadi dan Misi Dalam Perilaku menggambarkan jembatan sebagai sarana dalam perjalanan hidup jangka panjang.

VISI BUDAYA LSM GMBI DALAM BERSIKAP adalah membangun CITRA Aktivis – Anggota dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan BUDAYA kerja sama kedalam dan keluar dengan ARAH menuntun sikap kedalam kekuatan berpikir ketaatan dan berpikir positip dengan TUJUAN melaksanakan gerakan masyarakat bawah indonesia secara produktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

MISI BUDAYA LSM GMBI DALAM BERPERILAKU adalah kebiasaan untuk MEMPERHATIKAN kehangatan dalam mengkomunikasikan suara hati dengan memberikan BIMBINGAN atas kepercayaan dan keyakinan kedalam kekuatan antisipatif berdasarkan ANALITIS dalam kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan tantangan terhadap gejala menjadi masalah yang dihadapi secara EKPRESIF dengan spontan, bersemangat, berpikir metodis (otak dn hati) dan non-metodis (hati)

TUJUAN BUDAYA LSM GMBI adalah melaksanakan secara konsisten, berkesinambungan dan terbuka dalam mewujudkan visi dan misi GMBI.

STRATEGI BUDAYA LSM GMBI adalah menggerakkan sosialisasi secara konsisten, berkesinambungan dalam melaksanan pengawasan dan pengendalian atas IKRAR JANJI Aktivis – Anggota  LSM GMBI.

3. NILAI, NORMA, WEWENANG DAN GANJAR DALAM BUDAYA LSM GMBI :

3.1. NILAI DALAM BUDAYA LSM GMBI :

Nilai dalam budaya LSM GMBI memberikan suatu pernyaatan yang menggambarkan apa yang lebih penting atau kurang penting ; apa yang lebih baik atau kurang baik ; apa yang lebih benar atau yang kurang benar dalam menuntun sikap dan perilaku yang digerakkan oleh kekuatan pikiran.

Oleh karena itu, kita mengenal Nilai utama yang berpijak kepada apa yang telah digariskan dalam nilai-nilai PANCASILA sebagai gambaran nilai STATIS yang digerakkan oleh pikiran KESADARAN kedalam hati yang mencakup :

KETUHANAN YANG MAHA ESA

  • Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Agama dan Kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Membina kerukunan hidup di antara sesame umat beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha esa  adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercaya dan diyakininya.
  • Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan  menjalankan ibadah  sesuai dengan agama dan keercayaan masing-masing.
  • Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

  • Mengakui memperlakukan manusia ssuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  • Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia , tanpa membeda-bedakan suku, keurunan, agama, kepercayaan , jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
  • Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
  • Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira.
  • Mengembangkan sika tidak semena-mena  terhadap orang lain.
  • Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  • Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  • Berani membela kebenaran dan keadilan.
  • Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh ummat manusia.
  • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjsama dengan bangsa lain.

PERSATUAN INDONESIA

  • Mampu menempatkan  persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa  dan Negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
  • Sanggub dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan bangsa apabila diperlukan.
  • Mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa.
  • Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
  • Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian dan keadilan sosial.
  • Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinika Tunggal Ika.
  • Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN  DALAM PERMUSYAWARATA/PERWAKILAN

  • Sebagai warga Negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
  • Tidak boleh memksakan kehendak kepada orng lain.
  • Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  • Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
  • Menghormati dan menjunjung tinggi keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
  • Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
  • Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  • Musyawarah dilakukan dengan akal yang sehat dan ssuai denganhati nurani yang luhur.
  • Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan pesatuan dan kesatuan dem kepentingan bersama.
  • Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan.

KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

  • Mengembangkan Perbuatan yang luhur,, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongan-royongan.
  • Mengembangkan sikap adil terhadap sesame.
  • Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  • Menghormati hak orang lain.
  • Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
  • Tidak menggunakan hak milik usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
  • Tida menggunakan hak milk untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atau merugikan kepentinga umum.
  • Suka bekerja keras.
  • Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemanusiaan da kesejahteraan bersama.
  • Suka melakukan kegiatan dalam angka mewujudkan kemajan yang merata dan keadilan soisial.

Selain Nilai utama, maka digariskan pula dalam nilai-nilai DAYA DORONG sebagai gambaran nilai DINAMIS yang digerakkan oleh pikiran KECERDASAN DAN AKAL  kedalam jiwa yang digerakkan oleh kepercayaan dan keyakinan mencakup :

KEYAKINAN :

Keyakinan yang benar (haqqul yaqin), tertuang dalam :

Surat Al Waaqi’ah, QS. 56 : 95 “Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar.

KEBENARAN:

Kebenaran itu bersumber dari Allah :

Surat Al Baqarah, QS. 2 : 147“ Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.

Surat Ali’Imran QS. 3 : 60“ (Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.

Surat Yunus QS. 10 : 94“ Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.

Surat Al Qashash QS. 28 : 75“ Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, lalu Kami berkata “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu”, maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu kepunyaan Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan.

KEADILAN :

Perintah bertindak adil :

Surat An Nisaa’ QS. 4 : 135” Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan.

Surat Al Maa-idah QS. 5 : 8” Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

 Surat Al An’aam QS. 6 : 152“ Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa`at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat,

Surat Al A’Raaf QS. 7 : 29” Katakanlah: “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”. Dan (katakanlah): “Luruskanlah muka (diri) mu di setiap shalat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan keta`atanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepadaNya)”.

Surat An Nahl QS. 16 : 90” Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Pelaku keadilan  dicintai Allah :

Surat Al Mumtahanah QS. 60 : 8” Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

RELA BERKORBAN :

Mengorban diri untuk mencapai ridla Allah :

Surat Al Baqarah QS. 2 : 207” Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.

KUAT MENAHAN PENDERITAAN DAN KEPAPAAN

Sabar dalam penderitaan :

Surat Al Baqarah QS. 2 : 177” Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Surat At Taubah QS. 9 : 128“ Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min.

BERMORAL:

Dasar-dasar akhlak:

Surat AlA’raaf QS. 7 : 199“ Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.

,200“ Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.,

201“ Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.

Surat Al Baqarah QS. 2 : 109“ Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Surat Ali „Imran QS. 3 : 14“ Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Surat An Nisaa’ QS. 4 : 149“ Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pema`af lagi Maha Kuasa.

Surat Al Maa-idah QS. 5 : 13“ (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Akhlak Nabi Muhammas saw :

Surat Ali ‚Imran QS. 3 : 159” Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

PINTAR :

Surat Yunus QS. 10 : 79“ Fir`aun berkata (kepada pemuka kaumnya): “Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai!”

Surat Yusuf QS. 12 : 36“ Dan bersama dengan dia masuk pula kedalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang di antara keduanya: “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur.” Dan yang lainnya berkata: “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan burung.” Berikanlah kepada kami ta`birnya; sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai (mena`birkan mimpi).,

45“ Dan berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: “Aku akan memberitakan kepadamu tentang (orang yang pandai) menta`birkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya).”,

 55“ Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.”

SOLID – kuat , kukuh, berbobot – padat, berisi :

Surat Al Kahfi QS. 18  : 34“ dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mu’min) ketika ia bercakap-cakap dengan dia: “Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat”.

Surat An Naml QS. 27 : 39“ Berkata `Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”.

Surat Al Qashash QS. 28 : 26“ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.

Surat ArRuum QS. 30 : 9“ Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan.

Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri“.

Kekuatan:

Surat Al Baqarah  QS. 2 : 11“ Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”,

65“ Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera yang hina”.

Surat Al An’aam QS. 6 : 19“ Katakanlah: “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?” Katakanlah: “Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al Qur’an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?” Katakanlah: “Aku tidak mengakui”. Katakanlah: “Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)”.

Kebenaran bakal dikokohkan Allah:

Surat Yunus QS. 10 : 82“ Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai (nya).

BERANI: 

Mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan dsb

Hati yang diberi hidayah Surat At Taghaabun QS. 64 : 11“ Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Menyatukan kekuatan nilai utama yang digerakkan oleh KESADARAN dan nilai daya dorong yang digerakkan oleh KECERDASAN DAN AKAL yang bersumber dalam Al Qur’an kedalam kekuatan azas yang menyatukan sebagai pedoman cita-cita bersama yang digerakkan oleh pikiran  menjadi nilai-nilai yang mengikat.

Dengan kebiasaan memanfaatkan kekuatan pikiran dalam KESADARAN, KECERDASAN DAN AKAL   untuk memahami, menghayati dan mengamalkan makna nilai-nilai tersebut diatas kedalam LSM GMBI sebagai kekuatan untuk menjaga kehidupan aktivis dan anggota pribadi, dan komunitas dalam kerja, keluarga dalam pandangan yang benar serta dapat dipertanggung jawabkan yang sejalan dengan VISI dan MISI LSM GMBI.

3.2. NORMA DALAM BUDAYA LSM GMBI :

Bertolak dari jabaran nilai-nilai yang menjadi kekuatan menggerakkan pikiran kesadaran, kecerdasan dan akal, maka untuk mengikatnya diperlukan norma sebagai aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur penilaian pelaksanaan nilai kedalam sikap dan perilaku sebagai panduan, tatanan dan kendali.

Sejalan dengan itu diperlukan kaidah untuk mengatur hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan peran dalam fungsi,, tugas, dan pekerjaan dengan kebiasaan yang produktif dalam kegiatan pada Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia.

3.3. WEWENANG DALAM BUDAYA LSM GMBI :

Bertolak dari ketentuan noma, maka dalam menjalankan dari setiap pemain peran harus mampu menuntun bahwa pelaksanaan atas wewenang haruslah sejalan dengan setiap keputusan yang diambil.

Jadi kemampuan untuk mengambil keputusan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Wewenang adalah kekuasaan yang syah untuk melaksanakan peranan sesuai dengan jabatan.

Oleh karena itu, weweang haruslah dipandang dari poros cahaya artinya memanfaatkan wewenang kita dapat hidup dengan keyakinan, harapan dan cinta, sebaliknya juga dapat dilihat dari poros gelepan artinya kita dapat hidup dengan ketakutan, harapan dan ketamakan.

3.4. GANJAR DALAM BUDAYA LSM GMBI :

Ganjar dalam arti imbalan yang diberikan secara wajar dan adil baik bersifat finansial maupun no-finansial. Atau dengan kata lain ganjar adalah imbalan dalam bentuk penghargaan atas prestasi positif atau hukuman atas prestasi negatif.

3.5. BUDAYA LSM GMBI SEBAGAI PEDOMAN PERJALANAN  HIDUP DALAM BERSIKAP

         DAN    BERPERILAKU

  • Menjadi pedoman sebagai aturan yang harus kita patuhi dan dijalankan sebagi komitmen yang datang dari diri sendiri untuk mewujudkan tujuan dalam hubungan dengan Allah dalam usaha mencari ridha Allah.
  • Dengan pedoman yang diformalkan dapat diterima oleh aktivitis dan anggota diharapkan dapat menuntun dalam menjalankan peran yang dibebankan dalam mewujudkan kehidupan yang baik dan bahagia.
  • Dengan pedoman itu pula mendorong kepada aktivis dan anggota untuk mampu membangun dalam mewujudkan masyarakat damai yang produktif.
  • Menjadi pedoman dalam merumuskan budaya kerja dalam berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan adil, bahagia, makmur dan ampunan.
  • Menjadi pedoman akan arti penting untuk terus meningkatkan kompetensi dalam usaha untuk mewujudkan kewaspadaan yang sejalankan berpikir dalam dimensi masa depan yang beragam.
  • Menjadi pedoman bagi setiap pemimpin dalam organisasi untuk mendorong kompetensi mengkoordinasikan untuk bergerak secepat kilat.
  • Menjadi pedoman bagi aktivis dan anggota kedalam kesiapan menghadapi perubahan yang sejalan dengan wujud kekuatan adaptabilitas.
  • Menjadi pedoman bagi aktivis dan anggota untuk dapat  mampu menyelaraskan dengan visi dan misi LSM GMBI.
  • Menjadi pedoman bagi aktivis dan anggota untuk mendorong individu dan kelompok kedalam kekuatan mengembangkan inovasi.

F. BUDAYA LSM GMBI YANG KUAT DAN SEHAT

Bertolak dari kebersamaan dalam pola pikir bersikap dan berperilaku yang dituntun oleh Budaya LSM GMBI, untuk menggerakkan kebiasaan pikiran dalam mengelola hidup dengan energi mampu memberikan ruang gerak yang terkait dengan dimensi masa dapan yang penuh gejolak dan tantangan.

Sejalan dengan pikiran diatas, maka mengelola organisasi LSM GMBI berbasiskan budaya dalam kondisi yang kuat dan sehat dengan :

1. MENDALAMI MAKNA MENGELOLA HIDUP DENGAN ENERGI

    SEBAGAI LANDASAN BERPIKIR MENCAKUP :

1.1.         Mengelola kebiasaan dalam menciptakan RASA AMAN artinya memberikan gambaran yang bersifat Terbuka hal-hal yang berkaitan dengan rasa aman, stabil, partisipatif, rasa memiliki, awas secara fisik, membantu, mapan VERSUS Tertutup hal-hal yang berkaitan dengan tidak aman, keras kepala, kaku, menolak perubahan, banyak tingkah, terisolasi, ekslusif.

Sejalan dengan pikiran 1.1. tersebut timbul pertanyaan kunci berupa

1) apa arti rasaaman bagi anda ? ;

2) Kapan anda merasa terlalu nyaman dalam hidup ; apa harga yang anda harus bayarkan untuk rasa nyaman yang berlebihan it ?

3) Bagaimana anda membantu orang lain untuk menemukan rasa aman batin

4) Nilai apakah yang menjadi keyakinan dasar hidup anda ? Apakah nilai-nilai itu nilai anda sendiri ?

5) Bagaimana anda menjaga kesehatan fisik ? Apakah yang telah anda lakkan telah memadai ?

6) Bagaimana „rasa takut ditolak“ menghambat anda ?

1.2.         Mengelola kebiasaan dalam membangkitkan GAIRAH artinga memberikan gambaran yang bersifat  Terbuka hal-hal yang berkaitan dengan kreatif, mandiri, petualang, akrab secara fisik dan emosi, dinamis dan berani mengambil resiko VERSUS Tertutup penghargaan diri rendah, frustrasi, terlalu memanjakan diri, kreativitas rendah, tidak berani ambil resiko.

Sejalan dengan pikiran 1.2. diatas timbul  pertanyaan kunci ini :

1) Apa yang membuat hidup anda bergairah ? ;

2) Emosi apa yang mudah dan tidak muda anda ungkapkan ? ;

3) Sejauh manda anda dapat hidup dengan ambibiguitas dan ketidakpastian ?

4) Bagaimana cara anda mengelola konflik secara sehat ? ;

5) Sejauh mana anda dapat menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain

6) Apa tujuan hidup anda? Bagaimana anda menghayatinya ? ;

7) Bagaimana „ketakutan kehilangan kendali“ mempengaruhi hidup anda ?

1.3.         Mengelola kebiasaan dalam berbagi KEKUATAN atinya memberikan gambaran yang bersifat Terbuka hal-hal yang berkaitan dengan kuat, menentukan diri sendiri, antusias, tegas, otonom, percaya diri, bertujuan, asertif, membangkitkan semangat dan berani VERSUS Tertutup rendah diri, suka menyalahkan, merasa diri sebagai korban, tunduk, kasar takut, jengkel merasa malu dari bersalah, agresif dan tidak peka.

Sejalan dengan pikiran 1.3. diatas timbul  pertanyaan kunci ni :

1) Apa yang membuat anda yakin bahwa andalah yang menentukan takdir anda sendiri ? ;

2) Apakah anda membiarkan harapan orang lain mmemengaruhi hidup anda ? Jika ya, bagaimana caranya ? ;

3) Apa yang anda lakukan untuk mendapakan kekuatan anda dan kapan anda melepaskannya ?

4) Kapan anda measa nyaman berbagi kekuatan dan kapan tidak nyaman ?  Apakah anda melakukannya secara adil ? ;

5) Kapan terakhir kali anda berusaha melihat ke dalam diri ? ;

6) Bagaimana rasa takut ditolak menghambat anda ?

1.4.         Mengelola kebiasaan dalam cinta yang MENGINSPIRASI artinya memberikan gambaran yan bersifat Terbuka hal-hal yang berkaitan dengan berbelas kasih, memaafkan, berani mempercayai, bersyukur, rapuh, peduli menerima diri sendiri, bebas, memperlihatkan kesedihan, dukacita, kegembiraan dan kebahagian VERSUS Tetutup kesepian, suka menyendiri, menuupi kerapuhan, menyalahkan diri sendiri, dendam, memlikikelekatan, getir, cemburu, putus asa, memperlihatkan kebencian dan ketidakpercayaan.

Sejalan dengan pikiran 1.4 ini, maka timbul pertanyaan kunci yang mencakup :

1) Apa yan membuat anda bergembira ? ;

2) Kapan anda merasa pikira selaras dengan perasaan ? ;

3) Apakah anda cukup mengasihi diri sendiri dan orang lain ? Siapa yang pelu anda maafkan ? ;

4) Kapan anda merasa cinta menguasai hati anda ? ;

5) Berapa banyak waktu yang anda gunakan untuk memikirkan masa depan dan masa lalu ? ;

6) Apa yang anda syukuri saat ini ? ;

7) Bagaimana rasa „takut dikhianati“ menghambat perkembangan anda ?

1.5.         Mengelola kebiasaan dalam menyerukan KEBENARAN artinya memberikan gambaran yang bersifat Terbuka hal-hal yang berkaitan dengan jujur, autentik, terintergrasi, dapat mengungkapkan diri, dapat membaur, inovatif, dapat menyesuaikan diri, berkomitmen dan pendengar yang baik VERSUS Terbuka menahan diri, secara emosional tidak ekspresif, hati-hati, tidak jujur, ragu-ragu, sembrono, dangkal sulit berkomitman keyakinan pribadi tidak jeladdan sinis.

Sejalan dengan pikiran 1.5. ini, timbul  pertanyaan kunci ini :

1) Apa itu kebenaran ? ;

2) Kapan anda mengatakan apa yang anda benar-benar ingin katakan ? Apa akibatnya jika anda tidak mengatakannya ? ;

3) Rahasia apa yang membuat anda tidak bebas ? ;

4) Bagaimana kisah-kisah yang anda ceritakan menghambat perkembangan anda ? ;

5) Apa anda menyediakan cukup waktu untuk mendengarkan suara batin ? Apa yang terjadi jika mendengarkan suara batin ? ;

6) Bagaimana „rasa takut dipermalukan“ menghambat perkembangan anda ?

1.6.         Mengelola kebiasaan dalam mempercayai INTUISI artinya memberikan gambaran yang bersifat Terbuka hal-hal yang berkaitan dengan intuitif, imajinatif, bijak, visioner, dapat melihat masa depan, mampu memahami kebenaran yang tersembunyi, awas, mengalr cepat mengerti, nonlinier dan berpikiran terbuka VERSUS Terbuka hal-hal yang berkaitan dengan berpikiran sempit, daya penglihatan sempit, secara mental terpenjara, berpikr obsesif, selalu mengalami mimpi buruk, kaku, sulit mempercayai orang lain dan tidak logis.

Sejalan dengan pikiran 1.6. ini, timbul  pertanyaan kunci ini :

1) Apa yang terjadi jika anda mendengarkan intuisi ? Apa yang terjadi jika anda tidak mendengarkan intuisi ? ;

2) Bagaimana intuisi membantu proses belajar anda ? ;

3) Apa yang menghidupkan imajinasi anda ? ;

4) Sejauh mana anda teruka pada isyarat-isyarat yang dikirimkan tubuh ? ;

5) Kapan anda merasa sangat jelas dengan nglihatan pribadi anda ? ;

6) Apakah anda menjalani kehidupan impian anda ? ;

7) Bagaimana rasa takut “pengetahuan sejati” menhambat hidup anda

1.7.         Mengelola kebiasaan dalam menghormati MISTERI kehidupan

Artinya memberikan gambaran yang bersifat Terbuka dengan hal-hal yang berkaitan dengan sadar, tercerahkan, mistis, menginspirasi, rendah hati, dapat meramalkan, taat, terbebaskan dan hening VERSUS Terbuka hal-hal yang berkaitan dengan tanpa tujuan, terpisah, tersesat, menghakimi gelisah, tertekan, secara spritual acuh, putus asa dan tanpa harapan.

Sejalan dengan pikiran 1.7. ini, timbul pertanyaan kunci ini :

1) Apa yang membuat anda merasa damai ? ;

2) Kapan anda merasa sangat terhubung dengan kehidupan ? ;

3) Apa yang anda lakukan untuk membantu orang supaya lebih terhbung dengan sudut pandang universal ? ;

4) Kapan anda bersahabat dengan kematian ? ;

5) Apa artinya menghargai hidup bagi anda ? ;

6) Apakah anda percaya keajaiban ? Kapan anda mengalami keajaiban untuk pertama kalinya ?

7) Bagaimana kekuatan „rasa takut pada yang belum dikenal“ menghambat anda ?

2. MENGELOLA LSM GMBI BERBASISKAN BUDAYA

Mengelola organisasi LSM GMBI kedalam kekuatan beroperasi yang kuat dan sehat  berbasiskan budaya digerakkan oleh kebisaan pola pikir yang terarah dalam dua sudut pandang yang kita sebut dari sudut pandang dengan pola pikir poros cahaya artinya budaya menentapkan KEYAKINAN, HARAPAN dan CINTA sebagai satu kekuatan. Dan disisi lain dengan sudut pandang  dengan pola pikir poros kegelapan artinya diperlukan satu kekuatan melepaskan diri dari KETAKUTAN, HARAPAN dan KETAMAKAN yang dapat mempengaruhi dalam proses berpikir.

Oleh karena itu budaya menggariskan hal-hal kebiasaan berpikir dalam poros cahaya yang dapat menuntun kedalam bersikap dan berperilaku yang mencakup :

2.1. KEBIASAAN BERPIKIR DALAM KEWASPADAAN

Pertama, tingkatkan kemampuan untuk menyelidiki kedalam kebiasaan berpikir untuk melihat lapangan masa depan yang beragam. Oleh karena itu gerakkan kekuatan berpikir kedalam alternatif bahwa dari pengalaman bahwa :

1) Kecenderungan gagasan hanya berdaya guna 5 tahun dan daya gunanya akan semakin berkurang ;

2) Dengan memperhatikan spektrum masa depan memungkinkan orang melihat tentang kemungkinan kebutuhan perubahan bagi organisasi ;

3) Dengan melihat alternatif masa depan mempermudah mencari strategi perlindungan yang tepat kedalam a) apakah kebutuhan umum dapat dilihat di seluruh rentang masa depan ? ; b) seberapa tepat strategi dan struktur organisasi berbagai kemungkinan masa depan yang beragam.

Kedua,  tingkatkan kemampuan kedalam kebiasaan berpikir antisipatif untuk mlihat kejutan tidak terduga. Oleh karena itu gerakkan kekuatan berpikir kedalam analisis SWOT menganalisa hal-hal yang terkait dengan kekuatan, kelemahan disatu sisi dan peluang dan tantangan disisi lain.

Ketiga, tingkatkan kemampuan kedalam kebiasaan berpikir kearah menantang asumsi artinya perencanaan berbasiskan asumsi paling baik dijalankan ketika pembuat keputusan dapat membandingkan visi masa depan mereka terhadap dunia alternatif. Dunia alternatif ini hanya dimaksudkan untuk menambah kelogisan perubahan dari dunia dewasa ini menjadi sesuatu yang di dalamnya, asumsi yang mengandung kerawanan telah berubah.

Perencanaan berbasis  asumsi jauh lebih mudah daripada perencanaan strategis yang lebih formal. Yang diperlukan hanyalah komitmen untuk mempertanyakan asumsi yang mendukung rencana yang sudah ada.

Keempat, tingkat kemampuan kedalam kebiasaan berpikir mengurangi penyesalan artinya mulailah dengan kesehatan dan kekuatan organisasi lalu sesuaikan diri, sejalan dengan pikiran itu hindarilah hal-hal yang tidak diinginkan sehingga dapat menurangi kerawanan.

2.2. KEBIASAAN BERPIKIR DALAM KEGESITAN

Pertama, tingkatkan kemampuan kedalam kebiasaan berpikir untuk merekrut dalam dimensi masa depan yang beragam artinya merekrut bakat pada tingkat dasar organisasi saja tidaklah cukup. Oleh karena itu kembangkan pembelajaran pada semua tingkatan dalam organisasi seperti halnya dengan Militer.

Kedua, tingkatkan kemampuan kedalam kebiasaan berpikir untuk melatih kegesitan artinya belajar dari pengalaman masa lalu dalam kerangka untuk memikirkan dalam rangka mengurangi biaya pembelajaran sehingga diharapkan secara berkesinambungan untuk memupuk semangat bagi semua kelompok aktivis dan anggota.

Ketiga, tingkatkan kemampuan kedalam kebiasaan berpikir untuk menetapkan sasaran sedikit lebih tinggi dari yang mungkin dicapai artinya berdasarkan pengalaman dari hasil tolak ukur yang ada dari pengalaman sebelumnya dapat dicapai melebihi dari yang ditetapkan oleh karena itu diperlukan penyesuaian dari tolak ukur sebelumnya.

Keempat, tingkatkan kemampuan kedalam kebiasaan berpikir untuk memberikan wewenang dalam bertindak artinya penggunaan wewenang adalah soal kepercayaan, oleh karena itu perlu waspada sehubungan dengan menonjolnya ke-aku-an karena membesarnya wewenang.

Kelima, tingkatkan kemampuan kedalam kebiasaan berpikir untuk berpikir sederhana artinya menggerakkan sesuatu kekegiatan tidak selalu mengedepankan atas dasar penguasaan kompetensi yang disadari menjadi tidak disadari sebagai suatu kekuatan.

2.3. KEBIASAAN BERPIKIR DALAM ADAPTABILITAS

Pertama,  tingkatkan kemampuan kedalam kebiasaan berpikir untuk menciptakan kebebasan belajar artinya agar dapat menuntun sikap dan perilaku yang selalulu siap menghadapi tantangan dalam perubahan yang sejalan dalam usaha kita memahami belajar masa lalu dan belajar masa kini dalam memandang masa depan.

Kedua, tingkatkan kemampan kedalam kebiasaan berpikir untuk menciptakan kebebasan berimajinasi artinya dengan penguasaan pengetahuan dari pengalaman dan ilmu berdasarkan penguasaan beragam informasi untuk memberikan penguasaan dalam wawasan dalam usaha-usaha mendayagunakan berpikir dengan menghayati sebagai daya dorong.

Ketiga, tingkatkan kemampuan kedalam kebiasaan berpikir untuk menggabungkan keahlian  artinya dalam memanfaatkan otak dan hati dalam proses berpikir secara metodis kedalam kemampuan untuk menggerak analisis yang strategis.

Keempat,  tingkatkan kemampuan kedalam kebiasaan berpikir membuat tolak ukur menjadi tidak berfungsi artinya membiasakan mengukur dalam berbagai dimensi masa depan ; mengumpulkan isyarat yang tepat lalu menghubungkannya ; jangan mempertaruhkan semua ukuran anda ; buatlah tetap edrhana ; gunakan intuisi.

Kelima, tingkatkan kemampuan kedalam kebiasaan berpikir untuk menerima konsep perintah artinya pemahaman yang mendasarkan adanya unsur-unsur yang terkait dengan skala waktu yang menunjukkan persiapan dan kesiapan ; kesadaran faktor eksternal, kesadran situasi situasional ; kekuatan terstruktur yang sejalan dengan tugas yang dibebankan ; kemampuan intelijin ; rencana darurat.

 2.4. KEBIASAAN BERPIKIR DALAM KESELARASAN  

 Pertama, tingkatkan kemampuan dalam kebiasaan berpikir untuk  menumbuhkan hal yang benar dalam diri anda artinya yang sejalan dengan tuntutan fungsi, tugas, pekerjaan yang dibebankan dalam peran anda, maka disitu terletak tantangan dan peluang yang akan ada hadapi dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan pada diri anda.

Kedua, tingkatkan kemampuan dalam kebiasaan berpikir untuk memimpin dalam demensi masa depan artinya sejalan dengan daya kemuan yang kuat bahwa menumbukan hal yang benar juga berarti mempelajari hal yang benar, oleh karena itu ingatlah bahwa anda akan menghadapi kesulitan menyesuaikan diri denan masa depan jika mereka belajar cara mengulangi masa lalu.

Ketiga, tingkatkan kemampuan dalam kebiasaan berpikir untuk berkomunikasi melalui gambar artinya perintah dan pengendalian yang lebih baik juga melibatkan pemahaman tentang apa yang menjadi kebutuhan komandan bahwa sistem perintah dan pengendalian sebagai jaringan informasi yang mengumpulkan berbagai sumber, termasuk manusia, komputer, dukumen, ntlijin, kritkus, gambaran tentang musuh, serta intuisi dan pengalaman kolektif.

Keempat, tingkatkan kemampuan dalam kebiasaan berpikir untuk mengantisipasi musuh artinya mendorong organisasi untuk mengenal musuh mereka, mereka juga percaya bahwa organisasi sama sekali tidak boleh tergantung pada seorang pemimpin, mereka percaya pada pendelegasian sebahaian wewenang karena perang selalu dilaksanakan melalui petempuran yang dilakukan oleh pasukan.

Kelima, tingkatkan kemampuan dalam kebiasaan berpikir untuk menghindari hal-hal yang tidak relevan artinya organisasi yang kuat dan sehat berfokus pada semua aspek perencanaan aktivis dan anggota kerja dan mengabaikan hal-hal yang tidak relevan dalam perjalanan waktu. Mereka mengetahui bahwa basis bakat tidak mungkin digunakan jika mereka membeda-bedakan keahlian, berdasarkan ras, jenis kelamin, ketidakmampuan. Karena itu keselarasan menjadi mustahil jika organisasi berkonsentrasi pada masalah-masalah yang mutlak tidak mendukung kinerja yang sebenarnya.

G. PENUTUP

Kehidupan kita berorganisasi dalam LSM GERAKAN MASYARAKAT BAWAH INDONESIA diperlukan adanya tuntunan bersikap dan berperlaku dalam kebersamaan memperjuangkan mimpi VISI DAN MISI LSM GMBI menjadi satu kenyataan berdasarkan aturan formal yang kita setuju bersama dengan landasan wujud BUDAYA LSM GMBI YANG KUAT DAN SHAT.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan mimpi yang telah digariskan dalam organisasi akan kita wujudkan dalam kenyataan atas dasar KERJA TIM dalam hidup ini, apa yang aktivis dan anggota fokuskan adalah apa yang akan aktivis dan anggota  lihat, maka disitulah pintu memasuki perjuangan.

Dengan pemikiran dalam kebiasan BUDAYA LSM GMBI YANG KUAT DAN SEHAT,  kita bersimpuh kehadapan Allah Swt menuju JALAN KESELAMATAN bahwa :

„Wahai manusia yang mengajak melakukan kebaikan sebagaimana kau amalkan. Wahai manusia yang umur selalu dihitung dengan tarikan nafas.

Jangan masa tuamu dari perbuatan nista yang akan mengotori dirimu. Sesungguhnya baju putih itu peka terkena kotoran.

Janganlah seperti binatu yang pekerjaannya mencuci pakaian orang lain. Sedangkan pakaiannya sendiri dibiarkan penuh kotoran dan najis.

Kau mengharapkan kesuksesan tapi enggan melangkahkan kaki ke jalan kesuksesan. Sesungguhnya perahu itu tidak bisa berlayar di atas daratan.

Keranda mayat yang akan kau tumpangi akan melupakan segala kenderaraa, yang pernah kau naiki seperti keledai dan kuda.

Pada hari kiamat nanti tidaklah berguna harta dan anak. Dan hipitan alam kubur akan melupan kenikmatan malam petama (malam pengantin) „

Sejalan dengan ungkapan JALAN KESELAMATAN, maka dengan budaya LSM BUDAYA GMBI yang kuat dan sehat untuk menuntun kedalam ETIKA BERMUAMALAH bahwa „Barang siapa yang bermuamalah dengan manusia tanpa menzaiminya, berbicara tanpa mendustainya, dan berjanji tanpa mengingkarinya, maka sempurnalah kehormatan dirinya.“

Jadi ingatlah bahwa aktivis dan anggota LSM GMBI dituntut dalam bersikap dan berperilaku sejalan dengan KEWAJIBAN TERHADAP NEGARA DAN AGAMA bahwa „Barang siapa yang tidak memenuhi kewajibannya terhadap negara dan agamanya karena takut letih atau mati, maka ia tidak berhak untuk hidup karena kematian pasti akan datang tetapi jiwa mulia tidak akan pernah mati“

Mengetuk dinding jiwa dalam aktivis dan anggota LSM GMBI berarti ada daya kemauan yang kuat dalam kebiasaan berpikir „MEMAHAMI DUNIA“, renungkan ungkapan bahwa „Alam ini lahihiriahnya berupa tipuan sementara batiniahnya berupa pelajaran. Diri (nafsu) melihat kepada lahiriahnya yang menipu, sementara kalbu melihat kepada batinnya yang menjadi pelajaran“, maka ingatlah selalu dalam memahami, menghayati dan mengamalkan makna „Jangan tertipu pada yang tampak : Tanggalkan kebanggaanmy pada kemuliaan duniawi ; Sempurnakan kesadaranmu agar engkau menemuka-Nya lebih dekat daripada apa pun ; Tinggalkan kebiasaanmu bergantung kepada makhluk, sebab akan membuatmu suntuk dan takluk“

Aktivis dan anggota LSM GMBI dengan budaya yang kuat dan sehat akan mampu mengetuk dindang jiwa dengan kebiasaan berpikir dalam „Kebersihan ruhani, kelurusan aqidah, , kelembutan rasa, kekuatan kata, gejolak jiwa, ketegasan sikap dan ketajaman mat hati“, dengan demikian maka teman sejawat merupakan wajah manusia tanpa topeng kepalsuan dalam hidup ini untuk menumbuh kembangkan kebiasaan berpikir kedalam „Selalu waspada ; Selalu Bresyukur ; Sabar sebagai penolong“

                                           DAFTAR  ISI

KATA PENGANTAR

A. MAKNA LOGO LSM G.M.B.I.

1. Lambang organisasi mewujudkan pencerminan dari

2. Warna lambang mewujudkan pencerminan dari

3. Tiga pegangan buat aktivis dan anggota GMBI

B. MOTO PERJUANGAN LSM GMBI

C. GMBI SEBUAH SIMBOL PERUBAHAN

D. IKRAR JANJI AKRIVIS – ANGGOTA LSM GMBI

E. GMBI SIMBOL BUDAYA ORGANISASI

1. MAKNA HURUF GMBI MENJADI KATA BERMAKNA

2. VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DALAM BUDAYA LSM GMBI

3. NILAI, NORMA, WEWENANG DAN GANJAR DALAM BUDAYA LSM GMBI

F. BUDAYA LSM GMBI YANG KUAT DAN SEHAT

G. P E N U T U P   

 

                                   KATA PENGANTA

Astagfirulloh Hal adzim …………………….

Astagfirulloh Hal adzim …………………….

Astagfirulloh Hal adzim ………………………..

Bismillahirrohmanirrohim ………………………….

Assalamu’alaikm Wk. Wb. …………………………..

Salam sejahtera bagi kita semua ………………………

Jabat Erat

DPP LSM GMBI

Pertama-tama marilah kita bersyukur kehadirat Allah Swt, atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah dicurahkan dalam rangka kita memperingati ulang tahun LSM GMBI ke 10, tahun 2012.

Sejalan dengan usaha-usaha kita bersama untuk meningkatkan daya guna LSM GMBI memainkan peran dalam mewujudkan VISI dan MISI yang telah kita gariskan sebagai keputusan strategik, maka sikap dan perilaku aktivis dan anggota haruslah mengacu “Jangan katakan apa yang telah anda lakukan, tapi tunjukkan apa yang dapat anda lakukan”.

Oleh karena itu, Ya Tuhan, berilah aku KEDAMAIAN untuk menerima hal-hal yang tidak dapat kuubah, KEBERANIAN untuk mengubah hal-hal yang bisa kuubah, dan KEBIJAKSANAAN untuk mengetahui perbedaan keduanya .

Dengan kebersamaan bersikap dan berperilaku yang dituntun oleh budaya organisasi LSM GMBI yang kuat dan sehat, maka percakapan sulit jadi mudah, yang digerakkan oleh kebiasaan berpikir dalam hidup dengan energi untuk mewujudkan kebiasaan hidup dalam menciptakan RASA AMAN , membangkitkan GAIRAH , berbagi KEKUATAN, cinta yang MENGINSPIRASI , menyerukan KEBNARAN, mempercayai INTUISI, menghormati MISTERI kehidupan.

Saya mnganggap bahwa dengan budaya LSM GMBI yang kuat dan sehat, maka aktivis dan anggota LSM GMBI harus menjadi terdepan dimana sebagai Anak Bangsa yang siap berkorban, berjuang, membela kebenaran dan keadilan sebagai wujud kesiapan Anak Bangsa yang bergabung dalam wadah GMBI.       GMBI… GMBI…… GMBI….. … sampai mati.

Tak ada kata yang manis adalah PANCASILA adalah harga mati bagi GMBI dimana hal tentang penindasan, diskriminasi, bahaya laten KKN dan ECONOMIC HIT MAN, bisa dirontokkan serta dihancurkan apabila kita sebagai kluarga besar yang tergabung dalam wadah LSM GMBI menyatakan sikap tegas bahwa “PANCASILA sebagai komitmen HARGA DIRI SEBAGAI ANAK BANGSA YANG BERBUDAYA, BERMARTABAT, BERIMAN dan BERDAULAT dalam Perekat Persatuan dan Kesatuan.

RAKYAT ……. BERSATU ……….. tidak bisa dikalahkan

Satu kata, satu sikap, satu suara, satu tekad dan SATU KOMANDO

GMBI.   GMBI. GMBI. ……………………sampai mati.

Budaya Organisasi LSM GMBI yang kuat dan sehat akan terus meneriakkan REVOLUSI BERPIKIR sebagai satu kekuatan kebiasaan bahwa GERAKAN MASYARAKAT BAWAH INDONESIA sebuah simbol perubahan dengan menguraikan 31 huruf menjadi kata bermakna menjadi POLA PIKIR untuk menuntun dalam memahami kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kelompok anak bangsa :

1. Orang yang mengerti dan mengerti bahwa ia mengerti. Itulah orang  pandai, maka ikutilah dia.

2. Orang yang mengerti tapi tidak mengerti bahwa ia mengerti. Itulah orang yang lalai, maka peringatkanlah ia.

3. Orang yang tidak mengerti dan ia mengeti bahwa ia tidak mengerti. Itulah orang yang sadar diri, maka ajarilah ia

4. Orang yang tidak mengerti dan tida mengerti bahwa ia tidak mengerti. Itulah orang yang bodh, maka tinggalkanlah ia.

Dengan budaya yang kuat dan sehat memberikan daya dorong kedalam pola pikir sebagai satu kekuatan dalam perkembangan dari sifat ketergantungan, perlawanan, kemandirian dan keterikatan untuk mendorong kedalam kebiasaan pikiran kedalam KETEGARAN, KEKUATAN, KETEGASAN dalam kebersamaan bersikap dan berperilaku.

Dengan budaya yang kuat dan sehat memberikan daya dorong kedalam pola pikir yang mengintergrasikan tingkat keberadaan manusia dalam kesiapan untuk mendukung perubahan kesadaran dalam kebersamaan bersikap dan berperilaku yang terkait dalam kekuatan dimensi:

MENTAL terkait dengan pikiran kita adalah tempat pikiran, asumsi, keyakinan, sikap, nilai dan pendapat kita.

ROH AGUNG terkait dengan pikiran kita adalah kekuatan tidak tampak mata yang memberikan vitalitas hidup.

EMOSI terkait dengan pikiran kita adalah merupakan faktor mendasar untuk menjadi manusia yang manusiawi.

FISIK terkait dengan pikiran kita adalah kita hidup di dunia yang sangat menghargai tindakan fisik dan aspek kerja.

Dengan budaya yang kuat dan sehat, AKTIVIS DAN ANGGOTA LSM GMBI yang merasakan melakukan perubahan dalam pola pikir harus mampu menghadapi kritik terbuka atas tindakan yang sepihak tanpa partsipatip.

RAPATKAN BARISAN SATUKAN PANDANGAN

TEGAKKAN HUKUM WALAUPUN LANGIT AKAN RUNTUH.

SAMBUTLAH SALAM FAJAR MENYINSING :

Hari ini hidup, Justru menentukan, Kehidupan kiata …………………

Dalam kelangsungan hidup yang pendek itu .. Tercakup semua kegiatan ..

Dan kebahagian dari pada wujud hidup anda ………….

Kebahagian pertumbuhan .. Kegemilangan keindahan ..Keagungan tindakan

Kemarin hanya suatu impian .. Besok suatu pandangan ….

Tetapi hari ini…Bila hidup baik …Akan membuat tiap hari …

Kemarin suatu impian kebahagian .. ………

Karenanya manfaatkanlah sebaik-baiknya hari ini ………………

JABAT ERAT, BANDUNG MARET 2012

DEWAN PIMPINAN PUSAT

LSM GERAKAN MASYARAKAT BAWAH INDONESIA

TTD

MOHAMAD FAUZAN RACHMAN. SE

KETUA UMUM

 

 

DIAGNOSIS BUDAYA

1. A. Pimpinan Puncak membangun proses pengambilan keputusan untuk melakukan perubahan dengan mengidentifikasi situasi dan merumuskan masalah sesuai dengan tingkatan manajemen yang ada.

B. Bahwa semua masalah ditetapkan oleh pimpinan puncak dengan pola pikir memecahkan masalah dengan melibatkan proses pengambilan keputusan dari bawah.

2. A. Masalah yang komplek dan rumit sedang dihadapi, pimpinan semua tingkatan merasakan keputusan harus diambil dalam memecahkan persoalan, asalkan keputusan diambil berdasarkan keputus-an bersama dengan landasan menghindari masalah.

B. Masalah yang komplek dan rumit sedang dihadapi, pimpinan semua tingkatan merasakan keputusan harus diambil dengan mengikut sertakan bawahan dengan memecahkan masalah.

3. A. Semua tingkatan pimpinan bersikap dan berperilaku sesuai dengan aturan yang ada, mereka memberikan dukungan supervisi dengan rasa berkawan, menaruh perhatian, mau mendengar sebagai suatu pendekatan dalam memecahkan masalah untuk me-ningkatkan kinerja.

B. Semua tingkatan pimpinan bersikap dan berperilaku sesuai dengan aturan yang ada dalam melaksanakan supervisi bila diminta atau timbulnya masalah.

Continue Reading »